OASE

Rumus 3T untuk Menilai Kabar di Era Digital

Tawazun

Setelah melakukan prosesi tabayyun dan tafakkur, maka langkah selanjutnya dengan menanamkan sikap tawazun. Tawazun jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara luas artinya keseimbangan dalam kehidupan.

Dalam konteks menanggapi suatu peristiwa, maka tawazun dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang memandang dengan cara objektif serta bijaksana.

Kata tawazun terdapat dalam Al-Qur’an surah Ar-Rahman ayat 7, dengan bunyi:

وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan)” (QS. Ar-Ramhan: 7).

Berdasarkan paparan ayat ini, maka secara eksplisit, bahwa seseorang harus berlaku adil. Termasuk dalam menanggapi sebuah kabar berita yang dihasilkan dari dunia maya. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam beritindak. Sikap kita ketika mendapatkan sebuah informasi atau berita secara mendalam yang sudah di tabayyun-kan).

Selanjutnya adalah menyikapinya secara adil. Adil disini bukan tidak memiliki pilihan, akan tetapi adil harus berada dipihak kebenaran.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menanggapi sebuah fenomena harus tetap menggunakan konsep 3T (Tabayyun, Tafakur dan Tawazun), dengan mengaplikasikan ketika konsep tersebut, maka seseorang tidak akan sembarang menilai sebuah berita.

Oleh karena itu seharusnya Islam sebagai agama yang memiliki pemilik mayoritas, seharusnya lebih mengetahui bagaimana cara untuk menyikapi sebuah berita yang beredar di dunia maya. Wallahu’alam.[]

Khaerul Umam, Mahasiswa Magister Ilmu Hadis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button