RUU P-KS Gencar Ditolak Masyarakat, Ini Alasannya
Bandung (SI Online) – Dianggap mengakomodir tindak pelanggaran moral, Gerakan Peduli Perempuan (GPP) Bandung kembali menggelar aksi tolak Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS).
Aksi tolak RUU P-KS ini berlangsung di Car Free Day (CFD), Jalan Dago, Bandung, Ahad pagi (14/7/2019). Para peserta melakukan longmarch di sepanjang Jalan Dago, Kota Bandung, dan menjelaskan kepada masyarakat terkait penolakan RUU P-KS.
Mengenai aksi penolakan terhadap RUU P-KS ini, salah satu peserta aksi, Marcia, menjelaskan makna kekerasan seksual yang terdapat didalam RUU P-KS masih sangat luas sekali. Ia berharap jangan sampai Indonesia menjadi negara yang amoral karena RUU tersebut.
Wana, yang juga ikut aksi penolakan terhadap RUU P-KS juga mengajukan alasannya. “Karena RUU P-KS jika dikaji lebih mendalam tidak membicarakan norma, moral, dan adab. Seperti memberi celah pintu bebasnya prostitusi dan LGBT. Jadi saya memilih tolak RUU P-KS,” kata dia.
Sementara Erlin, salah seorang Mahasiswi yang ikut aksi berseloroh sambil menyindir betapa terselubungnya tujuan RUU P-KS.
“Kayak produk susu beruang isinya susu sapi, dikasih branding susu beruang tapi nyatanya zat yang terkandungnya susu sapi. Bilangnya menghapus kekerasan seksual, nyatanya mengandung redaksi yang mampu memperkaya jenis-jenis perilaku menyimpang seksual. Begitulah kiranya saya merasa sedang ada yang membodohi masyarakat Indonesia dengan sengaja dan terstruktur, dan saya tidak mau menjadi masyarakat dan melihat saudara-saudara indonesia saya dibodohi dengan sukarela,” jelasnya.
red: Asyakira