TELADAN

Sabar Tiada Batas

Sabar adalah sebuah kata yang ringan diucapkan tapi amat berat untuk dilalui. Namun, sabar memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah, karena Allah akan selalu membersamai orang-orang yang bersabar. Sebagaimana firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (TQS. Al-Baqarah: 153).

Dengan kesabaran itulah, seorang hamba bisa berjalan di jalan yang lurus dan istiqamah dalam taat. Dia juga bisa tabah dalam menhadapi cobaan tanpa mengeluh dan senantiasa menjaga diri dari kemaksiatan. Sabar, sejatinya tidak berbatas, karena hidup ini adalah sebuah ujian. Manusia senantiasa diuji sampai di akhir hayatnya. Maka yang memisahkan manusia dari kesabarannya hanyalah kematian.

Belajar untuk sabar memang tak pernah mudah, apalagi bila kita dihadapkan pada keadaan yang sangat sulit sehingga membuat kita hampir pustus asa. Namun, Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang-orang yang mampu bersabar, seperti dalam firman-Nya “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (TQS. Az-Zumar: 10). Bayangkan betapa istimewanya sabar itu karena akan diganjar pahala yang tanpa batas, sungguh Allah mencintai mereka yang bersabar.

Namun sudahkah kita nengetahui makna dari kata sabar tersebut? Sabar diambil dari Bahasa Arab yaitu shobaru yasbiru yang berarti menahan. Dari sini bisa diuraikan bahwa sabar dalam arti yang luas adalah menahan diri dari segala kesulitan, menahan diri agar tidak mudah marah, benci dan juga tidak mudah putus asa, menahan diri untuk tidak berkeluh kesah, melatih diri untuk selalu taat dan menjauhi maksiat. Dalam Islam sabar itu harus ada dalam setiap sendi kehidupan.

Dalam pandangan Islam, sabar ada beberapa macam, dia antaranya: Pertama, sabar dalam ketaatan. Dalam melaksanakan perintah Allah SWT bukanlah perkara yang ringan. Dibutuhkan keimanan, keteguhan hati dan kesabaran. Contohnya melawan rasa malas, adalah salah satu bentuk kesabaran dalam ibadah, sabar dalam menuntut ilmu, sabar kala menjalankan puasa, sabar untuk mengunjungi rumah Allah, sabar dalam menjaga iman, sabar dalam menjaga hati agar tidak dihinggapi rasa iri, dengki, dendam dan penyakit hati lainnya dan lainnya yang berhubungan dengan ibadah seorang hamba. Semua bentuk ketaatan itu harus dijalani kesabaran tingkat tinggi, karena jika tidak akan sulit bagi manusia untuk meraih kemuliaan.

Kedua, sabar dalam menghadapi cobaan. Ketika Rasulullah Saw sedang diberi cobaan, beliau mengucapkan, “Alhamdulillah ‘ala Kulli hal,” artinya segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan. Inilah teladan yang diwariskan oleh Rasulullah untuk umatnya agar selalu bersabar dalam segala ujian dan ikhlas menerima takdir yang ditentukan. Jangan sampai kita menghujat Allah, tak lagi berkeluh kesah, takpula mempertanyakan kenapa ujian ini diberikan kepada kita karena sesungguhnya tidaklah Allah memberi ujian di luar kemampuan hambanya. Bersyukurlah ketika mendapaat cobaan, karena Allah memberi ujian ini untuk menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Allah ingin agar hamba-Nya menangis dan berbisik lirih memohon kepada-Nya. Allah berencana mengangkat derajat kita dan memberi pahala tanpa batas bagi mereka yang bersabar.

Ketiga, sabar dalam menghindari maksiat. Setiap detiknya setan selalu menggoda manusia agar manusia terjerumus ke dalam lembah dosa yang akan menyeretnya ke neraka. Tak hentinya gempuran kata-kata dusta nan indah yang dilakukan setan kepada umat manusia agar manusia tersebut lupa kepada Sang Pencipta. Sabar untuk selalu menahan diri dari indahnya maksiat, sabar untuk tidak terlena dengan dunia dan sabar untuk tetap menjaga iman agar tetap berada di jalan yang lurus.

Keempat, bersabar di kala marah. Marah adalah salah satu sifat yang disukai setan, ketika seorang hamba memiliki amarah, setan akan mengipasi bara amarah tersebut agar semakin menggebu. Marah yang tidak terkendali akan berakibat fatal, karena orang tersebut tak lagi bisa berpikir dengan jernih. Rasulullah-pun telah memberi contoh bagaimana meredam kemarahan, yaitu kala marah diam dan duduklah, jika amarah tak kunjung reda maka segeralah mengambil wudhu, jika tak hilang juga maka sebaiknya tidurlah. Jika seorang hamba mampu bersabar dengan amarahnya, maka surga baginya, seperti yang telah disampaikan oleh Rasulullah “Janganlah engkau marah, niscaya suurga bagimu.” (HR. Muslim)

Ternyata begitu luasnya makna sabar dan begitu besarnya pahala bersabar. Semoga dengan ini kita semakin mengerti dan terus belajar untuk bersabar dalam segala hal. Jadi tak lagi kita berucap “Sabar itu ada batasnya,” karena sabar sejatinya tiada batas. Teruslah bersabar wahai diri, karena surga akan menanti. “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang bersabar” (TQS. Al-Baqarah: 155).

Dian Salindri
Anggota Tim Komunitas Muslimah Menulis Depok

Artikel Terkait

Back to top button