Sebab-Sebab Suatu Bangsa Dimuliakan atau Dihinakan Allah
Hadits Kedua: Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu, meriwayatkan sabda Nabi SAW:
يَكُونُ فِي هَذِهِ اْلأُمَّةِ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ -أَوْ قَالَ: يَخْرُجُ رِجَالٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ فِـي آخِرِ الزَّمَانِ- مَعَهُمْ أَسْيَاطٌ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ الْبَقَرِ يَغْدُونَ فِي سَخَطِ اللهِ وَيَرُوحُونَ فِي غَضَبِهِ.
Di akhir zaman, akan ada pada umat ini orang-orang (atau beliau bersabda, ‘Beberapa orang dari umat ini akan muncul di akhir zaman, mereka keluar membawa cambuk-cambuk bagaikan ekor sapi), mereka pergi di pagi hari dengan kemurkaan Allah dan pulang pada sore hari dengan kemarahan-Nya.” (HR. Ahmad)
Mengapa mereka sampai mendapat kemurkaan dari Allah? Salah satunya yaitu karena kezaliman mereka terhadap rakyatnya sendiri untuk mendukung penguasa yang zalim.
Hadits ketiga: Rasulullah SAW bersabda:
سَيَكُوْنُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ شُرْطَةٌ يَغْدُوْنَ فِـي غَضَبِ اللهِ، وَيَرُوْحُوْنَ فيِ شَخَطِ اللهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُوْنَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ.
“Akan ada di akhir zaman para aparat yang pergi pagi dengan kemurkaan Allah dan kembali (pulang sore harinya) dengan laknat dari Allah, maka hati-hatilah engkau agar tidak menjadi kelompok mereka.” (Shahih al jami’).
Hadits keempat: Rasulullah SAW bersabda:
قوله صلى الله عليه وسلم: لِيَأْ تِيْنَ عَلىَ النَّاسِ زَمَانٌ يَكُوْنُ عَلَيْكُمْ أُمَرَاءٌ سُفَهَاءُ، يُقَدِّمُوْنَ شِرَارَالنَّاسِ وَيُظْهِرُوْنَ بِخِيَارِهِمْ وَيُؤخِرُوْنَ الصَّلَاةِ عَنْ مَوَاقْتِيْهَا، فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَلَا يَكُوْنَنِ عَرِيْفًا وَلاَ شُرْطِيَّا وَلَا جَابِيَّا وَلَا خَازِنَا. رواه أبو يعلى وابن حبان في صحيحه، وقال الهيثمي: رجاله رجال الصحيح خلا عبد الرحمن بن مسعود وهو ثقة اهـ. وحسنه الألباني.
Berkata Rasulullah Shallallah ‘alaihi wasallam, “Benar-benar akan datang kepada kalian wahai manusia, suatu zaman yang penguasanya menjadikan orang-orang jahat sebagai kepercayaan mereka dan mereka menunda-nunda pelaksanaan shalat dari awal waktunya. Barang siapa yang mendapati masa mereka, maka janganlah sekali kali kalian menjadi bagian dari mereka, baik menjadi penasehatnya, arau polisinya, atau penarik pajaknya, atau bendahara bagi mereka.” (Riwayat Abu ya’la dan Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan berkata Haitami: para rijalnya shahih, dan di hasankan oleh Al Bani).
Hadits kelima:
Dari Abu Said Al Khudry RA, ia berkata, yang artinya “Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami dalam salah satu khutbahnya, dimana diantaranya beliau bersabda, ‘Ketika aku hampir saja di panggil (oleh malaikat maut) lalu aku penuhi panggilan tersebut. Maka ketahuilah, bahwa sesudahku kelak kalian akan dipimpin oleh penguasa yang berkata berdasarkan landasan ilmu (yang benar) dan berbuat berdasarkan ilmu itu. Mentaati mereka merupakan ketataan yang benar kepada pemimpinya, dan kalian akan berada dalam kondisi itu selama beberapa waktu lamanya saja. Setelah itu, kalian akan dipimpin oleh para penguasa yang berkata-kata tanpa berdasarkan ilmu dan berbuat bukan berdasarkan ilmu. Barangsiapa yang menjadi penasehat mereka, berati ia telah binasa dan membinasakan orang lain. Hendaklah kalian bergaul dengan mereka secara dzahirnya saja, namun janganlah perbuatan kalian mentaati kelakuan mereka. Persaksikanlah siapa yang berbuat baik diantara mereka, ia sebagai orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat buruk diantara mereka, maka ia sebagai orang yang buruk.'” (Riwayat Thabrani al Baihaqi, Syaikh Al Bani menyatakan hadits ini shahih).
Dari beberapa hadist di atas menunjukan bahwa akan hadirnya penguasa, aparat pemerintah dan aparat penegak hukum yang dimurkai oleh Allah.
Para ulama banyak menerangkan bahwa kemurkaan Allah dan terlaknatnya mereka dikarenakan tindakan mereka itu sendiri yang suka memperkaya diri, dengan berbuat zalim terhadap rakyatnya. Menghukum secara sepihak dengan mengabaikan kebenaran dan keadilan, untuk membahagiakan sesama orang zalim dan memperkaya diri. Padahal kesalahan dan kefasikan ada pada diri mereka.