OPINI

Pengusiran Rakyat Rempang Dikhawatirkan Seperti Tragedi Rohingya

Pengusiran paksa terhadap rakyat warga Pulau Rempang, sepertinya meniru kasus-kasus yang terjadi dan dialami oleh rakyat Rohingya, yang dilakukan oleh rezim penguasa Myanmar.

Sebagaimana telah lama terjadi dan diketahui oleh bangsa-bangsa lainnya, pengusiran paksa terhadap Rakyat Rohingya oleh rezim Myanmar, benar-benar telah menjadi kesedihan dan tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan.

Nah, khawatirnya kasus pengusiran seperti di Rohingya itu, ternyata mulai dipraktekkan oleh penguasa dan terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

Apakah cara yang dilakukan oleh rezim penguasa Myanmar tersebut benar-benar akan terjadi di negeri ini? dan dimulai dari daerah Rempang ini? Kita harus waspada dan bersikap terhadap kasus rakyat di Pulau Rempang ini.

Apalagi jika kita merujuk apa yang pernah dikatakan oleh Presiden Jokowi yang dimuat dalam pemberitaan media 5 tahun lalu (Jum’at 24 Maret 2017), dengan Judul “Presiden Tegaskan Tak Ada Ganti Rugi Lahan

Artinya, mungkin kasus pengusiran warga Rempang tersebut sudah menjadi agenda yang direncanakan lama?

Agar kasus pengusiran-pengusiran paksa terhadap rakyat Indonesia seperti yang terjadi kepada rakyat Rohingya di Myanmar ini tidak semakin dipraktekkan oleh rezim penguasa negeri ini, kami mengimbau kepada para ulama di seluruh Indonesia, para tokoh adat di seluruh Indonesia, para wakil rakyat anggota DPRD di seluruh daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI yang masih komitmen untuk mencintai rakyat negeri ini dan seluruh tumpah darah bangsa ini, untuk bersatu dan segera melakukan pembelaan terhadap rakyat Rempang ini, agar kezaliman penguasa yang semena-mena terhadap rakyatnya sendiri dapat segera dihentikan.

Jangan sampai kita abai, tidak peduli dan menutup mata terhadap kasus yang menimpa rakyat di Pulau Rempang ini. Allah mengetahui makar rahasia dan segala isi hati yang disembunyikan oleh para sufaha’ ini.

Jangan dengan alasan demi kepentingan pembangunan dan untuk mendatangkan uang, tetapi melakukan kebijakan yang menimbulkan kerusakan dan permusuhan, mengkoyak koyak persatuan, dan menimbulkan ketidakadilan.

Kita harus mengingatkan para penguasa dari kalangan para sufaha‘ ini dengan memahami pemberitahuan Tuhan terhadap makna firman-Nya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَ رْضِ ۙ قَا لُوْاۤ اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan (pembangunan).” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 11)

Penguasa sufaha’ akan selalu menyatakan sedang melakukan perbaikan (pembangunan), padahal yang dilakukannya justru menimbulkan kerusakan (kezaliman, perpecahan, permusuhan dan kekacauan).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberitahukan bahwa yang mereka lakukan justru menimbulkan kerusakan:

اَ لَا ۤ اِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُوْنَ وَلٰـكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ

“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 12)

Atas dasar pertimbangan di atas, agar tragedi yang terjadi terhadap rakyat Rohingya tidak terjadi di negeri kita ini, kami berharap para tokoh ulama, para tokoh adat, para tokoh masyarakat, para wakil rakyat yang duduk di DPRD & DPR RI segera bersatu, bergerak serempak dengan kesadaran bersama untuk membela rakyat Rempang agar tidak jadi korban kezaliman rezim penguasanya sendiri.

Dengan gerakan pembelaan bersama terhadap rakyat Rempang ini, diharapkan kasus-kasus serupa di negeri ini tidak akan terjadi lagi. Sehingga strategi dan rencana pengusiran warga oleh penguasa seperti yang terjadi terhadap suku Rohingya di Myanmar, tidak terjadi di Negera Kesatuan Republik Indonesia.

Wallahu a’lam.

Willyuddin Abdul Rayid Dhani

Koordinator Majelis Ukhuwah Bogor Raya
Ketua DTK PA 212 Kota Bogor

Artikel Terkait

Back to top button