Sejak Kecil, Anies Bakat Memimpin
Anies mirip kakeknya AR Baswedan. Cerdas, ramah, senang organisasi dan senang menolong orang lain. Pada 5 Oktober 1934, AR Baswedan merintis pembentukan Persatuan Arab Indonesia. Dalam konferensinya di Semarang, mereka bersepakat:
- Tanah air peranakan Arab adalah Indonesia
- Peranakan Arab harus meninggalkan kehidupan yang menyendiri
- Peranakan Arab memenuhi kewajibannya terhadap tanah air dan bangsa Indonesia
PAI ini bukan organisasi kaleng-kaleng. Ia memiliki 45 cabang. Setelah kesadaran sebagai bangsa Indonesia ini merata di kalangan peranakan Arab, maka AR Baswedan membubarkan organisasi ini. Ia kemudian masuk Partai Masyumi pada November 1945.
Seperti kakeknya, kepiawaian organisasi, telah ditunjukkan Anies sejak kecil. Ia sering memimpin teman-temannya untuk berkelompok. Ia dan teman-temannya pernah membentuk organisasi Kelabang yang simbolnya Kalajengking. Selain itu, Anies juga suka berkelahi. Anies suka adu jotos dengan kawan-kawannya dan ibunya membiarkannya. Ibunya ingin Anies mandiri dan mengatasi masalahnya sendiri.
Ketika SMA, Anies menjadi Ketua OSIS. Seharusnya ia menjadi Ketua OSIS sejak kelas satu, tapi karena usianya masih muda ia kalah dan menerima jadi Wakil Ketua OSIS. Ketika menjadi Wakil Ketua OSIS SMAN 2 Yogyakarta, ia pernah menjadi wakil sekolahnya untuk mengikuti Penataran Pengurus OSIS Tingkat Nasional pada September 1985. Pelatihan ini diadakan di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan. Di sana, Anies akhirnya terpilih menjadi ketua peserta pelatihan.
Anies Baswedan juga sempat menikmati pendidikan di Amerika ketika SMA. Ia diterima dalam program AFS (American Fields Service) Intercultural Program pada 1987. Di Amerika ia ditempatkan di sekolah South Milwaukee High School. Di negara adi daya ini, Di negara adi daya ini, daya kritisnya semakin terasah dan ia mengalami kehidupan dengan aneka budaya.
Pulang dari AFS, Anies mengembangkan dirinya di program TVRI Yogyakarta, Tanah Merdeka. Di sini ia menjadi reporter yang handal, yang mewancarai berbagai tokoh nasional di tanah air. Ia pernah mewawancarai Habibie, Fuad Hasan dan Sudomo. Kepiawaiannya dalam wawancara, menjadikan dirinya terkenal di seantero Yogya. Banyak kiriman surat, terutama dari gadis-gadis kepadanya. (BERSAMBUNG)
Nuim Hidayat
Diringkas dari buku “Ketika Anies Baswedan Memimpin: Menggerakkan Menginspirasi”