Sejumlah Tokoh dan Aktivis Prihatin Atas Penangkapan Munarman
Jakarta (SI Online) – Sejumlah tokoh dan aktivis melakukan pertemuan silaturahim sekaligus buka puasa bersama di salah satu rumah makan di Matraman Raya, Jakarta Pusat pada Jumat (7/5/2021). Dalam pertemuan tersebut digelar acara “Doa Keselamatan Bangsa dan Sikap Keprihatinan atas Penangkapan Munarman”.
Sebagian besar tokoh yang hadir adalah sahabat yang selama ini banyak berinteraksi dengan Munarman. Belum lama ini, advokat asal Palembang itu, ditangkap Densus 88 pada Selasa (27/4) lalu karena diduga terlibat kasus terorisme.
Direktur bidang Politik dan Research CSIL Taufik Hidayat mengatakan, Munarman adalah sosok advokat yang selalu berjuang secara konstitusional. “Selama ini aktivitasnya sebagai advokat dan bergelut di bidang hukum pidana atau perdata, dan itu bagian dalam lingkup UUD 45 atau Pancasila, jadi beliau selama ini selalu konstitusional,” ujarnya.
Selama berinteraksi, kata Taufik, Munarman selalu menggunakan logika-logika hukum dan mengedepankan pendekatan aspek legal. “Sebaliknya kalau indikasi teroris itu biasanya tidak peduli dengan hukum legal, belum apa-apa menyebut Pancasila thogut misalnya, belum apa-apa menyebut KUHP sebagai produk kafir misalnya, jadi strukur berfikir Munarman dan teroris itu berbeda jauh,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menyesalkan proses penangkapan terhadap Munarman. “Bagi saya jika pemerintah yang punya instumen hukum untuk melakukan penangkapan ya memang kewenangannya, tetapi cara-caranya sampai pakai sandal saja tidak boleh, bagi masyarakat itu mencederai rasa kemanusiaan,” ungkap Taufik.
Kepada Bidang Politik dan Hukum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) itu berharap, cara-cara penangkapan seperti yang dilakukan terhadap Munarman tidak terulang di kemudian hari.
“Kita sebagai anak bangsa menghormati hukum, tapi prosesnya seperti yang dikatakan para pakar supaya tidak melanggar hak asasi manusia. Apalagi Munarman sebagai pengacara, ada mekanisme hukum tersendiri yang berbeda dengan orang biasa,” katanya.
“Karena itu, melalui pertemuan ini kita menggugah kepada pemerintah supaya cara-cara seperti itu tidak diteruskan, karena kita tidak ingin di negeri yang kita cintai ini ada perlakuan yang tidak mengedepankan hak asasi manusia,” jelas Taufik.
Baca juga: Amnesty Internasional Indonesia: Penangkapan Munarman Langgar HAM
Presiden KOMPI HM Mursalin menambahkan, pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka menyatakan sikap keprihatinan, khususnya kepedulian sesama Muslim. “Bahkan dari kalangan non Muslim pun sebelumnya sudah menyuarakan sikapnya, melakukan pembelaan kepada Munarman,” ungkapnya.
Mursalin yang sudah lama kenal lama dengan Munarman, meyakini Munarman tidak seperti apa yang dituduhkan. “Saya kenal beliau sejak tahun 2000, dan sampai sekarang beliau orangnya selalu terbuka dan banyak menolong orang, sebagai orang hukum beliau selalu mengedepankan aspek legal,” jelasnya.
Ia berharap, banyak pihak yang mengenal Munarman bisa mengungkap sosoknya seperti apa. “Mudah-mudahan hal itu bisa membawa pengaruh baik bagi Munarman,” kata Mursalin.
Baca juga: Tak Percaya Munarman Teroris, Fadli Zon: Tuduhan Itu Bagian dari Islamofobia
Sementara itu, aktivis senior Ariadi Ahmad mengatakan, acara doa untuk kebaikan bangsa dan khususnya mendoakan Munarman merupakan langkah yang baik. “Kita percaya ada kekuatan langkit, dan dengan doa ini menegaskan posisi pembelaan kita,” jelasnya.
“Saudara-saudara kita dari non Muslim sudah memberikan pernyataan pembelaan, kalau sekarang kita mendoakan saudara kita yang mendapatkan prilaku yang dianggap melanggar nilai-nilai kemanusiaan itu hal yang wajar,” tambah Ariadi.
Pihaknya berharap, Munarman dinyatakan tidak terbukti tersalah dan bisa dibebaskan.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula Habib Muchsin Alatas (Mantan Petinggi FPI), Abdul Malik (Direktur CSIL), Chandra (Pimpinan Hidayatullah), Indra Martian (Akademisi), Ustaz Bukhari Muslim (PP Parmusi), Djoko Edhi Abdurrahman (Mantan Anggota DPR), Amir Hamzah (Pengamat Publik) dan lainnya.
red: adhila