Sekum BKsPPI: Baha’i Nodai Agama dan Membahayakan NKRI
Bogor (SI Online) – Sekretaris Umum Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Dr Akhmad Alim Lc MA menjelaskan secara lengkap tentang kelompok Baha’i yang saat ini ramai diperbincangkan setelah Menteri Agama mengucapkan selamat kepada kelompok tersebut.
Ustaz Alim menjelaskan bahwa ada beberapa pandangan mengenai Bahaiyyah, diantaranya adalah gerakan keagamaan yang muncul tahun 1844 Masehi di bawah asuhan Rusia, Yahudi Internasional dan kolonialis Inggris. Hal itu berdasarkan penelitian dan pengkajian oleh lembaga WAMY.
“Sasaran utama gerakan tersebut untuk menghancurkan akidah Islam, memecah belah umat dan memalingkan umat dari persoalan-persoalan mendasar,” kata Ustaz Alim dalam sebuah kajian online pada Selasa (3/8/2021).
Aliran Baha’i didirikan oleh Maraz Ali Muhammad Ridha al-Syairazi sekitar tahuh 1819 sampai dengan 1849 Masehi.
“Sepeninggal dia, kepemimpinan dilanjutkan oleh Mirza Husain Ali yang bergelar ‘Baha‘ artinya manusia hebat titisan Tuhan dan mengklaim dirinya sebagai al masih. Karena itu kemudian gerakannya disebut Baha’iyyah. Mereka ini pimpinannya mengaku Nabi,” jelas Ustaz Alim.
Dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor itu mengatakan, bahwa dalam pandangan Islam telah dijelaskan akan ada para pembohong yang mengaku Nabi.
Hal itu sesuai keterangan hadis, dimana Rasulullah SAW bersabda; “Akan datang kepada ummatku 30 orang pembohong–pembohong besar, masing-masing mengaku sebagai Nabi (utusan Allah), Akulah (Muhammad) penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.”
Baca juga: Soal Baha’i, Kiai Didin: Jangan Buat Masalah yang Mengundang Murka Allah
Ustaz Alim melanjutkan, kitab suci kelompok Baha’i adalah Al Bayan, kedudukan kitab suci mereka ini untuk menghapus hukum-hukum Al-Qur’an. Mereka beranggapan tidak perlu lagi Al-Qur’an karena Al-Bayan sudah mencukupi. Lalu kemudian Al-Aqdas, yang memansukhkan kitab-kitab sebelumnya.
Inti ajaran Baha’i, kata Ustaz Alim, adalah Sinkretisme menyatukan banyak ajaran dari Budha, Brahma, Zoroaster, Mannu, Mazda, aliran-aliran kebatinan tertentu, Yahudi, Kristen, atheisme, Syi’ah dan warisan-warisan Persia sebelum Islam. Kemudian, kesatuan negara, bahasa, perdamaian dunia dan persamaan gender.
Kemudian terkait ajaran, diantaranya yaitu Baha’i meyakini bahwa Mirza Ali Muhammad Ridha asy-Syirazi yang berjuluk al-Bab adalah pencipta segala sesuatu dengan kalimatnya, dialah awal dari segala sesuatu.
“Mereka mengingkari mukjizat para nabi, para malaikat, jin, surga dan neraka. Baha’i mengharamkan hijab atas wanita, menghalalkan nikah mut’ah, meyakini bahwa harta dan wanita adalah milik bersama,” jelas Ustaz Alim.