#Lawan IslamofobiaSUARA PEMBACA

Selamanya Sekulerisme akan Memusuhi Islam

Kembali lagi terjadi framing negatif terhadap agama dari sebuah statement yang dikeluarkan penjabat negeri ini. Miris memang, pemimpin negeri ini yang seharusnya menjaga ketenteraman beragama, malah menjadikan rakyat layaknya domba yang sedang diadu, dibenturkan sana-sini bahkan sedang musimnya membenturkan sesama umat Muslim.

Statement ini dikeluarkan oleh Kepala BPIP Yudian Wahyudi ketika diwawancarai oleh tim Blak-blakan detik.com. Ia menganggap, sekelompok orang yang menjadikan Islam sebagai asas organisasi akan membunuh Pancasila secara administratif. Yudian yang masih merangkap sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta mengatakan, “Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan.”

Dari statement tersebut, secara tidak langsung pernyataan ini mengarah kepada umat Islam yang sudah mulai tersadar terhadap ideologi Islam atau menjadikan Islam sebagai asas dalam kehidupan.

Bukti lain bahwa Yudian memang mengarahkan statement ini untuk umat Islam adalah ketika beliau menceritakan saat tahun 95 pergi ke Kanada, dan saat itu juga para PNS Wanita masih menggunakan pakaian/rok dibawa lutut, ketika kembali ke Indonesia tahun 2005 beliau berpikiran seharusnya orang Indonesia semakin “terbuka”, tapi pada kenyataannya terjadi revolusi jilbab.

Yudian juga menjelaskan, seharusnya dari fenomena tersebut diperlukan adanya agen perubahan untu menyeimbangkan kembali dan menempatkan Pancasila sebagai kebijakan disemua lapisan kehidupan. Penyataan itulah yang membuktikan bahwa memang Islam dianggap sebagai momok yang menakutkan, termasuk gelombang-gelombang hijrah yang terjadi saat ini. Padahal umat Muslim sudah mulai tersadar akan pentingnya menjadikan Islam sebagai pedoman disegala aspek kehidupan

Sangat disayangkan sekali, Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila yang juga merangkap sebagai Rektor kampus Islam (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) memberikan pernyataan yang tidak pantas. Membenturkan Islam dengan Pancasila bahkan sampai menganggap agama merupakan musuh Pancasila adalah penyataan yang sesat menyesatkan. Kita ketahui bahwa sejarah mencatat kemerdekaan Indonesia dengan pekikan takbir, sila pertama Pancasila merupakan sila ketuhanan, serta UUD’45 juga menggambarkan dengan jelas bahwa kemerdekaan merupakan berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, lalu dari sisi mana dikatakan agama sebagai musuh Pancasila? Dan dari sisi mana dianggap Islam merusak Pancasila secara administratif?

Islam adalah agama politik spiritual. Islam mengatur segala sesuatu yang ada di kehidupan kita, mengatur semua aktivitas alam semesta dan seisinya, mengatur hubungan kita dengan sesama makhluk hidup, mengatur hubungan kita dengan Allah serta mengatur hubungan kita dengan diri kita sendiri, dan termasuk mengatur segala aspek kehidupan sampai taraf bernegara karena Islam diturunkan langsung oleh Sang Pencipta Allah SWT.

Statement-statment yang mengarah kepada Islamofobia adalah bukti bahwa sistem sekuler-liberal ini memang akan selalu menempatkan Islam sebagai ancaman, bukti terjadinya pelecehan terhadap agama, kriminalisasi terhadap ulama bahkan pengontrolan yang tidak masuk akal terhadap isi ceramah para ulama. Belum lagi saat ini umat sudah mulai menyadari bahwa Islam merupakan solusi segala problematika yang ada, akan semakin kuat framing negatif yang akan diluncurkan terhadap umat Islam.

Sudah semestinya, kita sebagai umat Muslim harus bangkit atas keterpurukan pemikiran yang mengedepankan pemisahan agama dengan kehidupan. Ber-Islam secara kaffah adalah satu-satunya solusi untuk melindungi seluruh umat, baik Muslim maupun non-Muslim dari kezaliman penguasa. []

Albayyinah Putri, ST.
Alumni Universitas Jayabaya

Artikel Terkait

Back to top button