Selamat Jalan Doktor Yusuf Qardhawi!
Sosok yang dikenal sebagai mujtahid abad 21 dan sering memberikan fatwa ini memiliki tujuh anak yang menempuh pendidikan di Amerika, Inggris, Mesir dan sebagainya dalam beragam fokus studi. Salah satu pemikiran Ketua Ulama Islam Internasional yang berkaitan dengan pendidikan adalah penolakan beliau pada pemahaman ilmu yang dikotomis, misalnya, ilmu agama dan ilmu umum. Menurut ulama yang meninggal pada usia 96 tahun dan berdomisli di Doha, Qatar ini, ilmu itu terbagi dua yaitu (1) ilmu fadhu ‘ain. Misalnya, ilmu seputar ibadah dan kebutuhan sehari-hari. (2) Ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu yang bila ditekuni oleh sebagian umat Islam maka umat Islam lainnya tidak wajib menjadi ahli padanya.
Meninggalnya Doktor Qardhawi merupakan kehilangan bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun Allah tentu lebih mencintai sosok yang menghafal Al-Qur’an sejak kecil dan kerap menjadi narasumber di berbagai forum internasional ini.
Kita mestinya tersadarkan bahwa seluruh manusia pasti bersua dengan ajal kematiannya. Allah berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. al Anbiya: 35), dan “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. al-Ankabut: 57).
Menjelang ajal kematian tiba, kapan pun tibanya, kita mesti menyiapkan bekal terbaik dengan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita, termasuk dengan meningkatkan kualitas amal soleh sekaligus amal sosial pada sesama.[]
Syamsudin Kadir, Penulis buku “Merawat Indonesia”