Semangat Isra Mi’raj dalam Keuangan Keluarga
Tanggal 27 Rajab yang lalu atau tepatnya 1 Maret 2022, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari Isra Mi’raj yang kejadiannya disebutkan di dalam ayat QS. Al Isra (17): 1: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Isra mi’raj sendiri berasal dari dua kata yaitu isra dan mi’raj, yaitu isra adalah perjalanan Rasulullah Saw dari Masjidil Haram di Kota Mekah menuju Masjidil Aqsa di Kota Yerusalem, Palestina. Sedangkan mi’raj berarti naiknya Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsa ke Shidratul Muntaha dimana Rasulullah Saw bertemu Allah SWT secara langsung dan mendapatkan pesan berupa kewajiban shalat lima waktu.
Jika diperhatikan dalam sejarahnya, Isra Mi’raj memiliki banyak hikmah yang dapat diambil untuk selanjutnya diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu hikmah tersebut dapat diaplikasikan dalam keuangan keluarga kita.
Dari peristiwa Isra Mi’raj ini, Rasulullah Saw dapat mempercepat perjalanan yang mestinya dilalui berbulan-bulan dengan menggunakan unta untuk sampai ke Palestina menjadi kurang dari satu malam dengan menggunakan kendaraan khusus yang Allah SWT turunkan berupa Buraq. Dari sini dapat kita ambil hikmah bahwa untuk mencapai suatu tujuan finansial yang penuh berkah, tidak selalu senantiasa dengan cara bekerja keras bagai kuda tapi perlu kerja cerdas dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Seperti pada saat ini instrument untuk dapat mempercepat tercapainya tujuan finansial salah satunya dapat dilakukan dengan cara investasi, investasi pada masa kini tidak jelimet seperti dahulu dimana kita harus mendatangi bursa saham untuk memilih dan membeli saham apa yang dapat dijadikan instrumen investasi. Hari ini kita dapat dengan mudah melakukan investasi dimana saja dalam genggaman melalui aplikasi sekuritas atau reksadana yang mempercepat dan mempermudah kita dalam berinvestasi.
Eits apakah hanya tujuan keuangan dunia saja yang dapat dipercepat? Tentu tidak, tujuan tabungan kita di akhirat juga dapat dengan mudah dilakukan melalui gadget seperti pembayaran zakat, infak, wakaf dan sedekah yang dapat dilakukan via online, sehingga teknologi saat ini dapat diibaratkan seperti Buraq yang dapat membantu kita mempercepat tercapainya tujuan finansial di dunia dan akhirat.
Selanjutnya, dalam perjalanan Rasulullah Saw dari Masjidil Aqsa ke Shidratul Muntaha, beliau diperlihatkan mengenai bagaimana umat-umat nabi dan rasul terdahulu dan bagaimana visualisasi umat di masa mendatang. Dari sini dapat kita ambil hikmah bahwa kita harus selalu ada sesi dimana kita bermuhasabah menengok kebelakang bagaimana proses kita dalam mencari rizki dan berusaha mencapai tujuan rencana keuangan kita yang selanjutnya dapat kita jadikan bahan untuk berproses lebih baik ke depannya.
Pada kisah Isra Mi’raj ini, Allah SWT memberikan hadiah berupa kewajiban shatat untuk umat Rasulullah Saw, sayangnya perintah shalat ini seringkali dianggap beban oleh sebagian orang. Namun dalam kenyataanya shalat ini merupakan sebuah rahmat anugerah dari Allah SWT dimana jika pada umat-umat terdahulu jika ingin bermunajat atau mengadu meminta sesuatu kepada Allah SWT harus melalui nabi dan rasul di zaman tersebut, maka umat Nabi Muhammad Saw diberikan keistimewaan untuk dapat langsung berdo’a bermunajat meminta dan mengadu atas segala persoalan dan kebutuhannya secara langsung kepada Allah SWT minimal lima kali sehari melalui shalat.
Maka terkadang beban persoalan dan kesulitan yang terjadi pada hidup kita bukan hanya sebagai ujian keimanan, tapi bisa saja hal-hal tersebut menjadi batu loncatan untuk dapat berkembang lebih baik lagi, terutama untuk lebih mendekatkan diri kita pada Allah SWT sang pemberi rizki.
Terakhir, Isra Mi’raj ini merupakan sebuah hiburan dari Allah SWT kepada Nabi Saw di tahun kesedihan (‘amul huzni) dimana pada tahun itu Rasulullah SAW kehilangan dua orang terpenting di hidup beliau yaitu istri beliau Sayyidah Khadijah binti Khuwailid dan paman beliau Abu Thalib.
Dari sini dapat kita ambil hikmah bahwa dibalik kesulitan dan kesedihan yang kita alami ada kemudahan dan takdir lebih baik yang Allah SWT siapkan selama kita dapat berpegang teguh pada sabar dan shalat (lihat pesan QS Al-Baqarah (2): 45, yaitu: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah!
Murniati Mukhlisin (Institut Agama Islam Tazkia) dan Reza Jamilah Fikri (Sakinah Finance)