Semangat Ulama dalam Mencari Ilmu
Kiai Nawawi Al-Bantani
Dikisahkan oleh Al Maduri (tanpa tahun), Syekh Nawawi Al-bantani sudah dididik sedemikian rupa oleh kedua orang tuanya sejak ia masih kecil. Di usia lima tahun, dia bersama-sama saudara kandungnya sudah belajar Al-Qur’an dan ilmu-ilmu dasar keislaman kepada bapaknya sendiri.
Di usia delapan tahun, Nawawi kecil dikirim belajar ke pesantren-pesantren sekitar. Ia bermulazamah kepada Syekh Sahl, salah satu ulama besar Banten. Lalu kepada Syekh Yusuf Purwakarta. Dari keduanya, ia menimba sekian banyak ilmu yang tidak dapat dicapai teman-teman setingkatnya. Meski demikian ia tetap tawadhuk dan rendah hati.
Menginjak usia 13 tahun, ayah Nawawi meninggal dunia. Dan sejak itu Nawawi menggantikan posisi ayahnya sebagai pengajar di pesantren.
Pada usia 15 tahun, tepatnya pada tahun 1245H/1830M Nawawi melakukan perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Selain itu tujuannya yang utama lainnya adalah tekad kuatnya dalam menuntut ilmu.
Di Makkah, Nawawi bergabung dengan kaum perantauan dari Jawa yang kala itu memiliki komunitas sendiri. Komunitas ini berada di kampung khusus orang-orang Jawa yang melahirkan ulama-ulama besar Nusantara seperti Syekh Khatib Minangkabawi. []
Nuim Hidayat
Sumber : Mustaqim Safar dkk, Mulazamah Model Pendidikan Kader Ulama, Bildung, Yogyakarta, 2023.