OASE

Semangati Ramadhan Walau Hati Galau

Puncak kerinduan seorang hamba yang beriman akan terasa di bulan nan agung, Ramadhan mubarok bulan mulia penuh segala keberkahan, tiada terkira rasa girang bahagia bisa bersua kembali dengan bulan penuh ampunan dosa.

Walau dalam kondisi ditengah ujian melanda dengan wabah corona yang belum juga reda, kiranya Ramadhan akan menghilangkan rasa gundah gulana berganti dengan tatapan penuh bahagia karena insyaAllah ujian itu akan sirna. Optimis disertai doa yang tiada pernah reda, mengharap keharibaan Yang Maha Esa, agar ibadah di bulan mulia kan membawa suka cita sebagaimana Ramadhan tahun silam.

Kerinduan itu memuncak tatkala membuka kembali lembaran mushaf di ayat, sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183)

Panggilan cinta nan indah penyejuk hati nan lapang bahagia seolah menyambut seruan mesra dari Allah Ta’ala, bagi hamba hambaNya yang beriman. Menyeru dan mengajak untuk mentaati perintahNya, yaitu shaum di bulan yang penuh berkah, walau kondisi saat itu berbagai ujian menimpa umatNya, agar terus mampu untuk menggapai Takwa.

Kasih sayang Allah Ta’ala dalam sebuah musibah yang menimpa hamba hambaNya. Ketahuilah bahwa di dalam musibah dan rasa sakit yang menimpa manusia, sesungguhnya itu semua dapat menjadi sarana penghapus dosa-dosa sekaligus menyucikan jiwa.

Jika dia bersabar dalam menerima musibah yang menimpanya, maka semua musibah yang menimpanya menjadi penghapus dosa baginya, baik musibah itu besar atau pun kecil. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada kesempatan lain, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau mencela penyakit demam, karena sesungguhnya penyakit demam itu menghapus dosa anak Adam sebagaimana bara api menghilangkan karatan besi.” (HR Muslim)

Andai kita mau mengambil hikmah besar atas datangnya musibah, wabah penyakit dan segala bentuk nestapa adalah dihapusnya dosa dan catatan kesalahan-kesalahan manusia.

Selain itu juga menggugurkan dosa-dosa, seseorang yang mampu bersikap sabar dengan hal tersebut akan mendapatkan pahala tak terhingga di akhirat, dan inilah kesempatan itu telah datang, Ramadhan!!!

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button