Sembelih Unta, FOSMATIM Berbagi Kebahagiaan
Turunnya perintah untuk berkurban
Idul Adha adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh ummat muslim sedunia. Menyambut hari kemenangan ummat muslim kedua setelah Idul Fitri ini membuatnya sangat istimewa dengan adanya satu ritual Islam yang turun temurun diwarisakan oleh Nabi Ibrahim AS, yaitu penyembelihan hewan kurban. Asal mulanya dulu adalah Nabi Ibrahim AS yang diwahyukan sebuah wahyu untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu Nabi Ismail AS, yang mana ketika pisau tajam yang dibawa oleh sang ayah hampir mengiris kerongkongan sang anak lalu Allah menggantikannya dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kisah ini termaktub dalam Al-qur’an Surah As-Saffat pada ayat 102 sampai dengan 107, yang mana pada ayat 107 Allah berfirman:
وَ فَدَيْناَهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.
Maka dengan adanya wahyu ini telah disyariatkanlah perintah untuk menyembelih hewan kurban, dalam Surah Al-Hajj Allah SWT berfirman:
وَ لِكُلِّ أٌمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوْا اسْمَ اللهِ عَلىَ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيْمَةِ الْأَنْعَامِۗ فَإِلهُكُمْ إِلهُ وحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوْاۗ وَ بَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ
“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”. (QS. Al-Hajj: 34).
Dengan turunnya ayat ini maka sudah jelas perintah untuk menyembelih hewan kurban yang jatuh pada 10 Zulhijah, selain menyambut hari bahagia kita juga dapat berbagi kebahagiaan kepada orang yang kurang berkecukupan dan yang membutuhkan.
Suasana perayaan kurban di Sudan
Tak hanya Indonesia, Sudan pun memiliki ciri khasnya dalam merayakan hari kurban. Selepas shalat Id banyak orang berbondong-bondong menuju satu halaman sambil menyeru takbir untuk menyaksikan penyembelihan hewan kurban, berbagai ekspresi seperti bahagia, sedih dan khawatir pun bercampur aduk menjadi satu teruntuk hewan kurban yang ada dihadapan para penyaksinya, seperti itulah kira-kira gambaran perayaan Idul Adha di Indonesia. Lain halnya dengan Sudan, yang kebanyakan dari mereka menyembelih hewan kurban di depan halaman rumahnya masing-masing, tak berkumpul di satu halaman dan tak pula ramai-ramai menyeru kalimat takbir, layaknya menyembelih ayam mereka pun sepertinya sudah pandai dan lihai dalam menyembelih hewan kurbannya sendiri. Walaupun demikian tak menghalangi rasa sukur mereka atas apa yang telah Tuhan berikan, walau tak seramai Indonesia ada yang berbeda pada Hari Raya Idul Adha di Sudan, disini Hari Raya Idul Adha layaknya Idul Fitri di Indonesia, berkebalikan dengan Indonesia yang sangat memeriahkan Idul Fitri.
Ahad, 11 Agustus 2019 bertepatan dengan 10 Zulhijah 1440 Hijriyah yang ditetapkan menjadi Hari Raya Idul Adha tahun ini di Sudan, kesempatan berharga ini mereka manfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat terdekat karena beberapa instansi pendidikan seperti kampus dan sekolah-sekolah diliburkan, sedangkan ketika Idul Fitri seperti tak ada hal istimewa apapun yang terjadi. Bukan Sudan namanya bila tidak ada hal yang mengejutkan. Ditambah dengan peristiwa alam hujan yang terjadi kurang lebih beberapa hari sebelum pelaksanaan shalat Id, menyebabkan banjir yang berkepanjangan dan membuat transportasi cukup susah didapat untuk menuju tempat penyembelihan hewan kurban. Jalan-jalan dipenuhi dengan kubangan air dan darah segar yang mengalir dari hasil sembelihan hewan kurban warga disini turut meramaikan pemandangan jalan. Tak ada kata keluh kesah, dan alhamdulillah Hari Raya Idul Adha disini berjalan lancar dan baik-baik saja.
Sebagai warga negara Indonesia yang berada di Sudan kami pun juga merayakan hari kurban layaknya di Indonesia. Ada beberapa organisasi dan kekeluargaan yang juga ikut menyembelih hewan kurban yang mereka dapat dari para donatur. Seperti yang dikatakan oleh Dzulfahmi selaku ketua panitia kurban yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan yang bekerjasama dengan KBRI Khartoum pada Minggu, 11 Juli 2019 bahwa ada 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing untuk kurban tahun ini. Sedangkan dari organisasi masyarakat PCI Nahdlatul Ulama (NU) Sudan juga mendapatkan 4 ekor sapi dan 10 ekor kambing untuk dikurbankan tahun ini, kata Rido selaku ketua panitia kurban tersebut. Dan yang terakhir ada juga pelaksanaan penyembelihan hewan kurban oleh organisasi kekeluargaan mahasiswa Tengah Timur Indonesia atau bisa disebut dengan Forum Mahasiswa Tengah Timur (FOSMATIM) yang mana kepanitian dari kekeluargaan ini diketuai oleh Andriyansyah asal Papua, panitia kurban keluarga FOSMATIM ini menyampaikan bahwa ada 1 ekor unta dan 3 ekor kambing yang dikurbankan pada tahun ini. Dan itulah gambaran perayaan hari raya kurban kami sebagai warga negara Indonesia di Sudan.
FOSMATIM, kurbankan satu ekor unta tahun ini
FOSMATIM menjadi satu-satunya organisasi kekeluargaan yang mengadakan penyembelihan kurban tahun ini. Forum Mahasiswa Tengah Timur ini telah mendapatkan donasi hewan kurban dari LAZNAZ AQL berupa 1 ekor unta dan 3 ekor kambing. LAZNAS AQL adalah lembaga amil zakat, infak dan sedekah, yang bernaung dibawah lembaga dakwah AQL Islamic Center (Yayasan Pusat Peradaban Islam) yang dipimpin oleh KH. Bachtiar Nasir, Lc. MM, berkarakter Qur’an dan Sunnah dengan mengedepankan nilai-nilai kepercayaan, sosial, kemanusiaan, pendidikan dan dakwah.
Pada Selasa, 13 Agustus 2019 yang bertepatan dengan hari tasyrik kedua ini, FOSMATIM menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban yang di donaturi oleh LAZNAZ AQL yang peyembelihannya bertempat di sekretariat PPI Sudan yang berada di Khartoum, dengan jumlah pengeksekusi yang cukup banyak dan beberapa yang ikut serta membantu penyembelihan yang mana semuanya berjumlah sekitar 40 hingga 50 orang relawan. Dengan hasil penyembelihan mencapai 250 kg hingga 300 kg daging untuk dibagikan. Dan hasil penyembelihan hewan kurban ini dibagikan hari itu juga kepada beberapa masyarakat Sudan, warga Indonesia yang tinggal di Sudan dan yang terakhir di tempat Kholwah Syeikh Adnan Muhamad ibnu Isa yang bertempat di Jabroh dengan jarak tempuh yang cukup jauh dari Khartoum. Banyak sekali bukan? Masya Allah wa Alhamdulillah.
Ada yang cukup menarik perhatian warga Indonesia yang ada di Sudan pada perayaan kurban kali ini yaitu, hanya ada satu ekor unta dan itu berasal dari kepanitian kekeluargaan FOSMATIM, sedangkan pada tahun sebelumnya kurban satu ekor unta berasal dari kepanitian PPI. Yang mana unta tersebut tiba di tempat penyembelihan pada pukul 5 sore satu hari sebelum hari penyembelihan dan disembelih esok harinya pukul 08.00 CAT. Alhamdulillah proses penyembelihan berjalan lancar dan banyak pihak yang turut membantu dalam hal ini.
Berbagi daging di hari yang indah untuk menebar kebahagiaan dan mengukir senyum pada wajah-wajah lesu kelaparaan, para belia pun tak henti-hentinnya bersorak-sorai melihat hewan-hewan kurban yang telah tiba dihadapan mereka, mengobrol dan memberi makan hewan kurban pun menjadi tradisi untuk menyambut kedatangannya, seakan tak takut akan kematian hewan-hewan kurban pun dengan beraninya tersenyum tulus tanpa dosa seakan tahu bahwa esok ia kan masuk surga karena telah membuat jutaan ummat manusia bergembira.
Laili Maya Ramadani
(Pengurus FOSMATIM/ Mahasiswi S1 International University of Africa)