Senarai Muhasabah bagi Penguasa
Kritik dalam Islam
Politik adalah pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri dengan hukum Islam, riayatul suunil ummah dakhiliyan wa khorijiyan bil islam. Penguasa menerapkan ajaran Islam, rakyat melakukan kontrol. Dan keduanya ini hukumnya wajib. Dalam Quran surat Ali Imron ayat 104, tugas kolektif dan amanat ini diemban oleh individu, partai politik, majelis ummah dan mahkamah mazhalim.
Empatperangkat inilah yang melakukan muhasabah lil hukam atau mengoreksi terhadap penguasa. Aktivitas muhasabah adalah hal yang biasa dalam Islam. Tradisi saling mengingatkan tumbuh dalam masyarakat Islam, wa tawa shoubil haq wa tawa shoubish shobri, yaitu untuk menjaga hudud atau batas-batas. Dan ini merupakan bagian dari dakwah.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)
Seorang muslim tidak boleh mendiamkan kemungkaran, meski dilakukan oleh penguasa. Oleh sebab itu amr ma’ruf nahi munkar yang paling tinggi adalah kepada penguasa. Tersebab mereka memiliki komponen yang banyak untuk menebarkan kebaikan. Maka jika yang terjadi sebaliknya, segala yang banyak tadi akan menjadi petaka ketika digunakan untuk kemungkaran.
Dalam Islam agama adalah nasihat. Bukan sembarang nasihat, tapi harus mengembalikan pada ad-din, yaitu Islam sebagai rahmat lil alamin atau kalimatul adlin. Sayidul syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib adalah salah seorang yang berani tatkala menyampaikan kalimatul adlin atau kalimatul haq, hingga kemudian ia dibunuh.
Dalam Quran surat Ali Imran ayat 104, tugas kolektif dan amanat ini diemban oleh individu, partai politik, majelis ummah dan mahkamah mazholim. Empatperangkat ini yang melakukan muhasabah lil hukam atau mengoreksi terhadap penguasa.
Rasul pun pernah mengoreksi pejabatnya. Bahkan tidak segan beliau mengumumkan kesalahan pejabatnya, agar jera. Peristiwa ini pernah terjadi ketika salah seorang amil, Ibnu Lutbiyah mengatakan, “Ini bagianmu, sedangkan ini hadiah untukku. Rasul bersabda, “Mengapa tidak engkau duduk saja di rumahmu, hingga hadiah itu datang kepadamu”.
Umar bin Khaththab pun pernah mendapat kritik terkait mahar, ketika seorang perempuan bernama Khaulah keberatan terhadap ketetapannya tersebut. Padahal kala itu Umar memimpin wilayah yang sangat luas yaitu Jazirah Arab, Mesir hingga Persia. Tetapi Khalifah Umar dengan rendah hati mengakui, “Wanita ini benar, dan Umar salah.” Umar menepati janjinya, tatkala ia minta kepada rakyatnya agar meluruskannya tatkala mereka melihatnya bengkok.
Koreksi ulama terhadap penguasa pun terjadi di masa kejayaan Islam, yaitu ketika Abu Muslim melihat kekeliruan pada diri Muawiyyah. Maka ketika Muawiyyah berdiri di mimbar, “Dengarkanlah dan taatilah.” Abu Muslim menjawab, “Kami tidak akan mendengar dan mentaatimu.” Maka muawiyyah kemudian masuk dan mandi untuk menghilangkan kemarahannya, sehingga akhirnya bisa menerima pernyataan Abu Muslim.
Koreksi pada penguasa adalah sebuah keniscayaan demi tegaknya Islam. Maka berbeda dalam kerangka demokrasi, kritik justru bertujuan buruk sebab ingin menjatuhkan atau mempermalukan lawan politik. Karenanya tidak akan menjadi sebuah kebaikan dari aktivitas yang demikian. Akibatnya masyarakat akan terpecah belah dan pada akhirnya sulit untuk membangun negeri.
Dalam Islam, suasana keimanan selalu ditumbuhsuburkan. Rakyat mudah menyampaikan koreksi tanpa terjadi silang sengketa, penguasa pun lapang dada menerima koreksi. Area muhasabah selalu difokuskan pada kebijakan, bukan pribadi penguasa. Ini adalah bentuk kasih sayang pada sesama muslim. Karenanya kritik harus dilandasi lillah, untuk mengingatkan penguasa agar kembali pada Allah, serta menyelesaikan seluruh perselisihan pada kitabullahu dan sunah Rasul. Allahumma ahyanaa bil Islam.
Lulu Nugroho
Pengemban dakwah dari Cirebon