SUARA PEMBACA

Seruan Genosida terhadap Muslim India, Kaum Muslimin Harus Bagaimana?

Terluka hati ini, tatkala mendengar kabar saudara seiman di India digempur oleh isu kebencian berupa seruan genosida umat muslim oleh kelompok ekstrimis Hindu (cnbnindonesia.com, 16/01/2022).

Berawal dari seruan untuk membunuh muslim dan ‘melindungi’ negara pada satu konferensi di India bulan Desember lalu. Senior Sayap Kanan Hindu  menyatakan siap membunuh 2 juta muslim, melindungi india dan menjadikannya negara Hindu. Seruan tersebut disambut baik oleh pemimpin agama dan penonton lainnya yang melihat rekaman video acara tersebut (cnbnindonesia.com, 16/01/2022).

Aksi kebencian atas umat muslim terus berulang. Ini bukan pertama kalinya kehebohan soal agama terjadi di India. Sejak Partai Nasionalis Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin petahana Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa, diskriminasi dan penganiayaan agama dilaporkan kerap terjadi. Bahkan lonjakan serangan terhadap muslim tak bisa dihindari. Berulang kali ada pelarangan ibadah di ruang publik (Republika.co.id, 03/01/2022). Era ini dianggap, era paling buruk bagi muslimin India sejak kemerdekaannya tahun 1947.

Meski banyak warga yang marah atas serangan terhadap minoritas muslim (14% dari penduduk India). Dan telah ada penanganan kepolisian dengan hukuman penjara bagi pelaku ujaran kebencian, tetap saja membuat  para ekstremis Hindu semakin berani melakukan perlakuan buruk pada muslimin Indoia. Tidak adanya hukuman segera dan keras terhadap kasus ini dinilai banyak  pihak, sebagai dukungan diam-diam oleh pemerintah (voaindonesia.com, 18/01/2022).

Kebisuan pemerintah Modi dianggap akan memperkuat kebencian, terutama pada bulan Februari mendatang mendekati pelaksanaan pemilu di beberapa negara bagian (voaindonesia.com, 18/01/2022). Menurut pendiri Genocide Watch pada pengarahan kongres Amerika Serikat, kasus ini alarm awal genosida di  negara bagian Assam dan Kashmir India. Setelah sebelumnya pembunuhan lebih dari 1.000 muslim di bagian Gujarat India terjadi pada tahun 2002. Hal ini Mengarah pada genosida yang terjadi terhadap Muslim Rohingya tahun 2017 ujarnya (dunia.tempo.co, 18/01/2022). Juga seperti muslim Uighur di Cina.

Beginilah nasib Umat Muslim yang tak memiliki kekuatan dan perisai. Di negara minoritas seringnya tak mendapat tempat dan terus mengalami penganiayaan. Di negara mayoritas, nasibnya pun sama mengalami diskriminasi dan kriminalisasi akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler.

Kita harus apa atas seruan genosida muslim India? Muslimin harus berjuang sekuat tenaga membebaskan saudara seiman sebagaimana hadist kaum muslimin bagaikan satu tubuh. Akan tetapi Sekat Nasionalisme membuat muslimin Indonesia hanya bisa mengirimkan doa.

Pembebasan hakiki hanya bisa dilakukan ketika kaum muslimin punya kesatuan dan kekuatan seperti dulu. Dengan mencampakkan ideologi kapitalisme sekuler dan mengembalikan ideologi Islam kehormatan kaum muslimin akan didapatkan. Kesatuan muslimin dan Kekuatan militer kaum muslim akan kembali menjadi yang terkuat tak terkalahkan. Politik Ekonomi Islam juga akan mampu menciptakan kesejahteraan sebagaimana 13 abad berkuasa di 2/3 dunia.

Tidakkah ingin melihat india seperti dulu? Kala naungan kekhilafahan Umayyah, abad ke-8. India ketika itu berada dalam kesejahteraan. Islam yang menciptakan kerukunan umat beragama dan menghapus sistem kasta peninggalan nenek moyang cikal bakal konflik berkepanjangan. Pun yang terjadi banyak rakyat pribumi yang berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam setelah merasakan jaminan atas perlindungan hak tinggal dan peribadahan. Buah dari sistem Islam Rahmatan Lil’alamin. Masyaallah, Allaahu a’lam bi ash-shawwab.

Muthiah Raihana S.TP, M.P., Pengajar Student Research di Al-Izzah, Batu.

Artikel Terkait

Back to top button