Setelah Nasdem Unjuk Kekuatan
Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem terlaksana meriah di GBK, Ahad 16 Juli 2023. Agenda utama adalah pidato dua tokoh yaitu Capres Anies Rasyid Baswedan dan Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem. Hadir Ketua Umum Partai Demokrat dan Presiden PKS serta tiga petinggi Partai Golkar. Apel Siaga juga diikuti simpatisan dan relawan untuk Capres Anies Baswedan.
Baik Anies Baswedan maupun Surya Paloh menyatakan tekad untuk konsisten berjuang demi kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Memotivasi kader dan simpatisan agar tahan menghadapi ujian. Anies memimpin do’a sebagai “senjata” memperkuat daya tahan dan kemenangan. Surya Paloh menekankan pentingnya mengubah kultur munafik, kepura-puraan, transaksional, individual dan pragmatis.
Tampilan “Apel Siaga Perubahan” Partai Nasdem bernilai sekurangnya:
Pertama, mengritik perilaku rezim Jokowi yang keluar dari semangat awal “revolusi mental” dan menyimpang dari arah bernegara yang dikehendaki oleh “the founding fathers”. Menegaskan bahwa rezim Jokowi telah gagal memenuhi harapan.
Kedua, memberi “warning” kepada Jokowi dan pemerintahannya bahwa Partai Nasdem tidak akan menyerah atas tekanan dan ketidakadilan perlakuan rezim. Sinyal kesiapan untuk melakukan perlawanan. Apel pasukan bersiaga untuk “bertempur”.
Ketiga, meneguhkan dukungan kepada Capres Anies Baswedan dengan segala risikonya “jika takut dilambung ombak jangan berumah di tepi pantai”. Mengajak seluruh kader dan elemen pendukung untuk berjuang maksimal memenangkan Anies Baswedan sebagai Presiden.
Keempat, kehadiran tiga petinggi Golkar menjadi pertanda bahwa Golkar akan menjadi kekuatan keempat pendukung Anies Baswedan. Upaya JK, Akbar Tanjung dan lainnya untuk mendekatkan Golkar kepada Koalisi Perubahan akan mencapai hasil.
Kelima, “show of force” Partai Nasdem memotivasi unjuk kekuatan Partai Demokrat dan PKS dikemudiannya. Atau menjadi magnet untuk “show of force” dari segenap relawan Anies Baswedan. Penjegalan Jokowi atas Anies adalah bunuh diri Jokowi sendiri.
Apel Siaga Perubahan merupakan gelindingan awal bola salju perjuangan untuk kemenangan Anies Baswedan. Menggetarkan lawan politik dukungan rezim. Yang masih terbelah antara Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. Upaya menyatukan keduanya bukan hal yang mudah.
Cepat atau lambat polarisasi akan terjadi antara “istana” dan “rakyat”. Sejarah sudah sering mencatat bahwa “rakyat” selalu menjadi pemenang. Penghuni “istana” yang tumbang dan berlarian tunggang langgang. Berubah dari berwajah garang menjadi kusut mengkerut sebagai pecundang.
Apel Siaga hanya merupakan langkah awal menuju gerakan masif ke depan penggalangan kekuatan rakyat. Perubahan adalah suatu keniscayaan. Rezim sudah semakin busuk. Usaha untuk melanjutkan merupakan kebodohan dan kesia-siaan dalam melawan takdir sejarah.
Kekuasaan gaya Jokowi segera tamat. Rakyat sudah muak. []
M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 17 Juli 2023