SUARA PEMBACA

Setop Unboxing Pengantin, Yuk Jaga Izzah Pasangan

Baru-baru ini netizen Malaysia digegerkan oleh tren “unboxing pengantin” yang sedang viral di platform TikTok. Dilansir dari hot.grid.id, video unboxing tersebut menggambarkan aktivitas pengantin perempuan atau laki-laki yang melepaskan pelan-pelan aksesoris dan baju pasangannya. Dari video yang viral ini kemudian banyak pasangan baru yang membuat video unboxing.

Meski tidak menampilkan adegan senonoh dan hanya menampilkan suami atau istri yang mencoba melepaskan baju pernikahan pasangan namun banyak netizen mengecam perbuatan tersebut. Bahkan Departemen Pengembangan Islam Malaysia pun memberikan kecaman atas tren video tersebut.

Unboxing di media sosial biasanya diidentikkan dengan barang. Barang yang masih dibungkus dibuka di depan kamera. Tren unboxing pasangan yang viral ini seolah menggambarkan bahwa pasangan sama dengan barang. Dan sangat berlebihan jika suami menujukkan akivitasnya yang sedang melepaskan pakaian istri di depan kamera. Bukankah seharusnya aktivitas tersebut adalah aktivitas privasi mereka? Bukankah seharusnya suami justru menutupi aurat sang istri?

Perlu kita pahami bahwa sistem kehidupan yang diterapkan hari ini adalah sistem kapitalisme yang berakidah sekuler. Sistem ini memisahkan kehidupan dengan aturan agama. Ajaran agama Islam diabaikan sehingga kecendrungan manusia untuk menetapkan aturan kehidupan ialah dengan aturan buatan mereka sendiri. Alhasil mereka mengatur dan berstandar pada pikiran dan hawa nafsu mereka. Wajar bila kemudian banyak pasangan tanpa rasa malu mengekspresikan kebahagian mereka tanpa batas seperti tren unboxing pengantin.

Apalagi tren menggunakan sosial media seperti TikTok sangat disukai oleh kawula muda. Tak heran banyak yang viral karna tren-tren baru dari platform ini. Hal ini tak lepas dari penggunaan TikTok yang dibuat oleh non muslim yang diperuntukkan untuk menghasilkan kesenangan jasadi. Disisi lain eksistensi di era digital sangat digilai oleh milenial.  

Penggunaan TikTok dalam pandangan Islam hukumnya mubah sebab penggunaan teknologi merupakan bentuk madaniyah umum (bentuk fisik suatu peradaban secara umum) yang tak berkaitan dengan cara pandang aqidah tertentu. Maka sosial media memiliki sisi positif dan negatif sejalan dengan cara pandang apa yang hari ini digunakan oleh dunia? Bila sistem kapitalisme sekuler maka konten yang kita bisa peroleh ialah yang menghasilkan pundi-pundi cuan, konten remeh temeh yang viral bahkan yang mungkin bertentangan dengan syariat Islam asalkan disukai oleh netizen.

Islam memandang bahwa pasangan suami istri merupakan pakaian antara satu sama lain. Maka tentu saja wajib bagi suami dan istri untuk menutupi aib pasangannya termasuk aurat mereka. keduanya berkewajiban untuk menjaga izzah pasangan di depan umum. Kewajiban pula untuk memelihara diri dan keluarga dari api neraka sebagaman firman Allah SWT, “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keeluargamu dari api neraka”. (QS. At Tahrim: 6)

Pasangan bukanlah objek pemuas nafsu semata akan tetapi pasangan merupakan partner dalam menjalankan amal shalih. Partner untuk diajak berlomba dalam kebaikan. Laki-laki sebagai pemimpin wanita sudah selayaknya menjaga kehormatan perempuannya entah itu istri, ibu, bibi dan saudari mereka. Jelas tren unboxing pengantin jauh sekali dengan nilai-nilai Islam yang ada justru menjatuhkan izzah pasangan. Sehingga patut bagi kawula muda hindari tren-tren yang jauh dari pandangan Islam. Mengapa? Sebab muslim diarahkan untuk masuk Islam secara kaffah bukan setengah-setengah, “Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan. Dan janganlah kamu mengikuti setan sungguh ia musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah: 208).  

Bukankah semua aktivitas kita juga akan dipertanggung jawabkan? Yuk setop ikutan tren unboxing pengantin, mari jaga izzah pasangan. Waallahu ‘alam.

Azrina Fauziah, Aktivis Dakwah dan Pegiat Literasi Komunitas Pena Langit.

Artikel Terkait

Back to top button