Siapa Musuh Terbesar Pancasila?
Baru saja menjabat sudah bikin kontroversi. Yudian Wahyudi, Rektor UIN Sunan Kalijaga kembali memantik emosi publik. Pernyataannya yang mengatakan musuh terbesar Pancasila adalah agama menuai kegaduhan.
Sebagaimana dikutip dari detik.com, ia mengatakan saat memasuki reformasi asas-asas organisasi termasuk partai politik boleh memilih selain Pancasila, seperti Islam. Hal ini sebagai ekspresi pembalasan terhadap Orde Baru yang dianggap semena-mena. “Dari situlah sebenarnya Pancasila sudah dibunuh secara administratif,” kata Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi kepada tim Blak-blakan detik.com.
Ia juga menyindir adanya kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Seperti lahirnya Ijtima Ulama dalam penentuan calon wakil presiden. Ia juga menyebut kelompok minoritas yang mengklaim sebagai mayoritas berbahaya karena melawan Pancasila. Menurutnya, Pancasila itu relijius. Namun, untuk mewujudkannya dibutuhkan sekularitas bukan sekulerisme. Bagaimana aturan mainnya, manusialah yang menentukan. Belakangan, ia merevisi pernyataannya. Ia tidak bermaksud mempertentangkan Pancasila dengan agama. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Publik sudah terlanjur tersulut. Siapa yang memercik api, dia yang akan terbakar. Pernyataannya blunder dan mendapat banyak bantahan dari berbagai kalangan.
Apa yang dikatakan Yudian sejatinya menunjukkan isi kepala dan pemahaman yang ia miliki. Ada yang bilang ia buta sejarah. MUI bahkan meminta Jokowi memecatnya karena tak layak menjabat sebagai kepala BPIP. Pernyataan si Profesor ini bisa dikritisi dalam beberapa poin berikut:
Pertama, pernyataan ‘Musuh terbesar Pancasila adalah agama’ sangat tendensius. Meski ia tak menyebut agama apa. Namun dari pernyataan sebelumnya ia sudah menyinggung Islam. Organisasi atau partai politik pasca reformasi yang menggunakan Islam sebagai asasnya ia anggap telah membunuh Pancasila secara administratif. Padahal, pernyataan inilah yang justru membunuh Pancasila secara hakiki. Mempertentangkan Pancasila dengan Islam sejatinya telah membunuh Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Menganggap agama musuh Pancasila mengingatkan saya tentang komunis yang juga menganggap agama itu candu yang harus dihilangkan. Serupa meski berbeda redaksinya.
Kedua, Menurut Yudian, Pancasila itu relijius tapi aturan mainnya membutuhkan sekularitas bukan sekularisme. Sekularitas dan sekulerisme apa bedanya? Dua-duanya lahir dari rahim yang sama, sekuler. Pemikiran Yudian ini makin mengkonfirmasi bahwa ia seorang sekuler sejati. Tak heran ia menafsiri Pancasila sesuai pandangan sekulernya. Ia gunakan Pancasila sebagai tameng terhadap pemikirannya sangat sekuler nan liberal.
Ketiga, pejabat itu harus berpikir dulu sebelum memberi pernyataan. Janganlah sebentar kontroversi, gaduh, lalu mengklarifikasi. Ini model pejabat asal bunyi. Kalau model pejabat asbun berkeliaran seperti ini, apa kata rakyat? Maka tak heran Fadli Zon mengatakan lebih baik BPIP dibubarkan saja karena menyesatkan dan mengadu domba anak bangsa. Salah menafsiri Pancasila bisa berakibat fatal. Konflik horizontal berbasis agama bisa pecah jika pemerintah mengangkat model pejabat yang tak bisa merekat persatuan yang berkeadilan. Justru menyulut permusuhan di tengah polarisasi masyarakat yang tak berkesudahan pasca Pilpres 2019.
Keempat, sejauh ini, siapa yang paling berhak menerjemahkan Pancasila? Karena selama ini, Pancasila selalu diterjemah oleh penguasa sesuai kepentingan mereka. Padahal sejatinya lingkaran pemerintah lah yang paling sering mengkhianati nilai-nilai Pancasila. Korupsi misalnya, apakah Pancasila? Kebijakan yang membebani rakyat kecil, apakah Pancasila? Melarang mahasiswi bercadar di lingkungan kampus, apakah Pancasila? Melegalkan zina, pancasilakah? Hukum yang tebang pilih, apakah Pancasila juga? Dan masih banyak perilaku pejabat dan penguasa yang belum menunjukkan amal-amal Pancasila secara hakiki. Sejauh kami mengamati, semuanya hanya berupa narasi dan basa basi tanpa bukti.
Jadi, berhentilah membuat kegaduhan. Membenturkan Pancasila dengan agama itu berbahaya. Masa iya umat beragama di negeri ini musuh Pancasila? Pemikiran semacam ini mengerikan sekali. Musuh Pancasila itu bukan agama. Musuh Pancasila itu perkataan Anda, Prof Yudian.
Musuh Pancasila sebenarnya adalah kapitalisme, sekulerisme, liberalisme dan para pengembannya. Karena merekalah yang sejatinya mengangkangi Pancasila dan berlindung atas nama Pancasila demi melegitimasi pola pikir, pola sikap, dan kebijakan-kebijakannya. []
Chusnatul Jannah
Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban