Sidang Parlemen Iblis
“Juga daripada sebesar-besar pokok yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran umat Islam, ialah kebejatan moral dan kerusakan budi para ketua atau para pemimpin mereka…Kemudian datanglah para ulama yang berperangai suka mendekatkan diri kepada para pejabat dan pemuka dalam pemerintahan atau para raja yang selalu dalam kesenangan kemewahan hidup. Yang suka bermain sendok garpu dalam kue-kue yang mereka makan, dengan memberikan fatwa kepada mereka itu (para raja dan pemegang kekuasaan) yang berarti membolehkan mreka membunuh orang yang berani mmberikan nasihat, meluruskan barang yang bengkok itu dengan alasan bahwa ia adalah seorang yang telah berani merusak ketaatannya dan telah berani keluar dari jamaahnya.
Padahal sebenarnya Islam telah memerintahkan kepada para ulama supaya berani bertindak meluruskan kebengkokan para raja, para pejabat dan para pemuka pemerintahan. Dan para ulama itu dahulu dalam pemerintahan Islam yang benar adalah bertempat di tempat kedudukannya yang sesuai dengan kewajibannya sebagai ulama, yang menurut cara sekarang sebagai wakil rakyat dalam majelis perwakilan rakyat. Mereka berkuasa atas seluruh umat, mengatur dan menguasai langkah para raja dan para wakil-wakilnya, mengeluarkan suara dan mengemukakan peringatan yang tegas pada waktu rajanya atau pemerintahnya akan berbuat aniaya atau durhaka dan berani mengemukakan nasihat serta menunjukkan jalan kepada pemerintahnya supaya menuju ke jalan yang benar, jalan yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.” []
Nuim Hidayat