Sikapi Pemilu, Kiai Didin: Pemenang Sejati Adalah Mereka yang Jujur
Bogor (SI Online) – Ketua Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc menyampaikan nasihat terkait proses pemilihan umum (pemilu) yang diduga terdapat kecurangan.
“Kalau saya meyakini yang menang itu yang jujur, pada hakikatnya yang mendapatkan kemenangan sejati itu yang jujur kalaupun sekarang tidak mendapatkan apa-apa, akan tetapi sebenarnya dia sedang memupuk kemenangan,” ujar Kiai Didin saat menjawab pertanyaan jemaah dalam kajian di Masjid Al Hijri, Kota Bogor, Ahad lalu (18/2/2024).
Kiai Didin menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap aktivitas, terlebih dalam soal perjuangan politik. Menurutnya, kemenangan yang diraih dari ketidakjujuran adalah kemenangan tipuan yang akan mendatangkan kehinaan.
“Jadi jangan terlalu khawatir ya kalau belum mendapatkan kursi bagi para caleg atau calon presiden yang jujur, jangan pesimis kalau anda jujur, sejatinya anda sudah mendapatkan kemenangan di mata Allah subhanahu wa ta’ala, walaupun dalam pandangan manusia kalah, karena kemenangan yang dihasilkan dari ketidakjujuran adalah kemenangan yang semu, kemenangan tipuan dan mereka akan terbuka aibnya,” jelasnya.
Sebagai pengingat, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu membacakan salah satu firman Allah di dalam surat Ali Imran ayat 26, yang artinya:
Katakanlah, “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Berdasarkan ayat tersebut, Kiai Didin menjelaskan yang namanya kekuasaan itu ada dua dampaknya, ada kekuasaan yang menghasilkan kemuliaan dan ada kekuasaan yang menghasilkan kehinaan.
“Jika kekuasaan diraih dengan cara yang tidak jujur, dengan cara yang licik maka yakinlah kekuasaan itu akan menghasilkan kehinaan baik di dunia maupun di akhirat. Dan kita jangan berharap kepada orang-orang yang menghasilkan kekuasaan dengan cara yang licik,” ungkapnya.
Sebaliknya jika kekuasaan diraih dengan cara yang jujur dan amanah, maka kekuasaan itu akan menghasilkan kemuliaan. Pemimpin yang dihasilkan dari sebuah kejujuran akan berdampak kebaikan bagi masyarakat banyak.
“Sebagai contoh, kalau kita punya dua tetangga, yang satu seorang kaya namun didapat dengan cara korupsi dan satu lagi ada tetangga kaya karena ia seorang pedagang jujur, maka respek kita tentu pada tetangga kaya yang mendapatkan kekayaannya dengan cara yang baik,” jelasnya.
Meski demikian, Kiai Didin mengingatkan umat Islam untuk tetap semangat dalam berjuang dan tidak berputus asa. Ia pun memberikan apresiasi kepada umat Islam yang gigih memperjuangkan kebenaran termasuk kepada calon pejabat yang berjuang dengan cara yang jujur.
red: adhila