SUARA PEMBACA

Suicide, Generasi Hopeless Lahir dari Pendidikan Sekuler

Dunia maya kembali digegerkan dengan cuitan kasus bunuh diri. Diketahui kasus bunuh diri ini dilakukan oleh seorang remaja perempuan yang beralasan telah bernazar untuk dapat memasuki kampus impian. Namun sayang ternyata ia tak lolos ujian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) impiannya sehingga ia pun melaksanaka nazar buruknya dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Dikutip dari Suara.com, cerita ini dibagikan oleh akun Twitter @utbkfess pada Selasa (12/07/22) lalu. Diceritakan oleh salah seorang sender yang sedang mencari adiknya yang tiba-tiba menghilang sedangkan sang kakak belum bisa mencarinya karna sedang bekerja. Sender pun bercerita bahwa sebelum menghilang, adiknya bercerita tentang nazar yang hendak ia lakukan. Adiknya bernazar, jika ia lolos PTN maka ia akan memberikan santunan kepada anak yatim dan ketika tidak lolos ia pun bernazar untuk bunuh diri. Selang beberapa jam cuitan ini diunggah, sender mengunggah kembali ceritanya. Ia mengungkapkan bahwa adiknya telah dinyatakan meninggal dunia setelah overdosis obat-obatan yang diberikan oleh psikiater.

Sungguh memprihatinkan ya, sayangnya kasus bunuh diri ini bukan kali pertama terjadi. Kasus suicide atau bunuh diri dari tahun ke tahun mengalami tren kenaikan. Penyebabnya pun beragam dari problem gagal ujian, bullying, keutuhan keluarga, ekonomi, hingga percintaan menjadi faktor kasus bunuh diri di kalangan remaja. Dikutip Antaranews.com, data dari Kepolisian Republik Indonesia pada 2020 dilaporkan terdapat 671 kasus bunuh diri. Sebaliknya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total 5.787 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri  yang telah terjadi.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menyatakan kasus bunuh diri merupakan masalah serius yang ditemui di banyak negara berkembang dengan penghasilan rendah maupun menengah. Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian nomor dua pada usia remaja 15-29 tahun di Indonesia (tvonenews.com)

Mencengangkan sekali ya jika melihat data yang telah terlaporkan tadi. Kita pun akhirnya jadi bertanya-tanya mengapa para remaja kita begitu pendek pemikirannya untuk mengakhiri hidupnya sendiri?

Semua kembali pada pendidikan sekuler yang hari ini diterapkan oleh negara. Pendidikan sekuler telah membangun generasi yang bobrok. Sebab pendidikan sekuler lahir dari paham memisahkan agama dari kehidupan. Tujuan pendidikan sekuler yang berasas pemisahan agama mencetak generasi yang hanya berorientasi kehidupan duniawi. Para siswa dibebankan banyak tugas disisi lain mereka dihimpit kebutuhan hidup. Tak heran mereka berwatak materialis dalam memandang segala hal begitu juga rapuh jika dihantam realitas hidup.

Alhasil remaja yang notabenenya merupakan ABG yang baru menjalani awal kehidupan sebagai orang dewasa merasa tertekan, bingung dan kehilangan arah. Maka tak mengherankan apabila sistem sekuler yang sedang diterapkan telah melahirkan generasi hopeless. Banyak yang kemudian memutuskan bunuh diri jika harapan tak sesuai yang diinginkan.

Berkebalikan dengan sistem pendidikan Islam yang berlandaskan akidah Islam. Tujuan pendidikan Islam ialah membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Dimana generasi Islam akan hidup berorientasi untuk meraih rida Allah SWT. Generasi ini pun memiliki konsep hidup yang jelas. Pendidikan Islam akan membekali generasi Islam dengan ilmu agama sekaligus ilmu praktis untuk bekal hidup mereka mengelola dunia.

Mereka pun juga tidak akan dibebani biaya yang mahal seperti yang terjadi pada pendidikan sekuler. Negara akan menggratiskan sekolah dengan biaya yang berasal dari kas baitul mal. Negara akan mengupayakan pendidikan merata sehingga rakyat dapat mengakses dengan mudah. Tidak akan ada lagi sekolah yang difavoritkan dikarenakan kualitas sekolah memadai di seluruh lembaga pendidikan negara. Generasi Islam kemudian bebas memilih untuk bisa bercita-cita menjadi apa saja yang bermanfaat bagi umat. Wallahu ’alam bishawab.

Azrina Fauziah, Pegiat Literasi dan Pemerhati Remaja.

Artikel Terkait

Back to top button