Surat Terbuka kepada Paus Fransiskus di Vatikan
Bertly Sant Hiller, seorang orientalis dari Dresden Jerman menyatakan, ”Muhammad adalah seorang kepala negara yang senantiasa memperhatikan kehidupan bangsa dan kebebasannya. Dia ‘menjatuhkan hukuman kepada orang-orang melakukan tindak pidana’ sesuai dengan zamannya dan keadaan masyarakat yang liar, di sana Nabi hidup di tengah-tengah mereka. Nabi berdakwah kepada agama yang mentauhidkan pengabdian kepada satu Tuhan. Dalam dakwahnya ia bersikap lunak dan penuh kasih sayang, meskipun terhadap musuh-musuhnya. Dalam pribadinya bersemi dua sifat luhur yang pernah disandang oleh jiwa kemanusiaan, yaitu keadilan dan kasih sayang.”
George Bernard Shaw (1817-1902). Kabarnya, ia menulis buku dengan judul Muhammad, yang telah dibakar pemerintah Inggris, diantara isinya adalah,
“Dunia sangat membutuhkan seorang yang berpikiran seperti Muhammad. Nabi ini telah menempatkan agamanya dalam terhormat dan tersanjung. Ia merupakan agama terkuat untuk menggulung semua peradaban, kekal abadi untuk selama-lamanya. Aku melihat banyak diantara bangsaku yang telah menganut agama ini dengan sadar, dan aku yakin agama ini akan menemukan lahan subur dalam benua ini, yaitu Eropa.”
Ia juga menyatakan, “Kalau dunia ini ingin selamat dari kejahatan-kejahatannya, maka cepat-cepatlah ia memeluk agama ini. Ia suatu agama perdamaian, gotong royong dan agama keadilan di bawah naungan syariat yang beperadaban dan teratur rapi. Tidak ada masalah apapun di dunia ini, melainkan dilukiskan dan ditimbang dengan timbangan yang tidak mengenal salah sama sekali. Aku telah menyusun sebuah buku dengan judul Muhammad, namun begitu ia diterbitkan langsung dilarang penyebarannya karena tradisi Inggris.”
Cendekiawan Barat, Michael H Hart dalam bukunya “100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, menempatkan Muhammad sebagai tokoh nomor satu. Ia menyatakan,”Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar “100 Tokoh yang Berpengaruh di Dunia” mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya bagi sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin Tangguh, tulen dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.”
Nabi Isa as memang juga Nabi yang hebat. Bisa menghidupkan orang mati (atas izin Allah), tahan penderitaan, diberikan ‘ruh kudus’ dan lain-lain. Kehebatan Nabi Isa ini, menjadikan kaum Katolik dalam sejarah dunia keliru dalam penyembahan kepada Tuhan. Nabi Isa dijadikan Tuhan, padahal beliau adalah adalah manusia yang lahir dari wanita salehah, ibunda Maryam. Penciptaan Nabi Isa itu sebagaimana Nabi Adam, menurut Al-Qur’an. Nabi Isa diciptakan Allah tanpa ibu, Nabi Adam diciptakan Allah tanpa ayah dan ibu.
Bila dikatakan Nabi Isa bisa menghidupkan orang yang mati, ‘Nabi Musa juga pernah menghidupkan orang yang mati’. Bahkan Nabi Muhammad lebih hebat lagi, karena bisa berbicara dengan pohon. Pohon adalah makhluk Allah yang tidak bisa berbicara, tapi dengan mukjizat dari Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad, pohon dijadikan bisa berbicara dan menangis.
Keteladanan Nabi Muhammad ‘lebih lengkap’ daripada Nabi Isa. Nabi Muhammad dari remaja sudah menjadi teladan. Nabi menjadi teladan dalam berumah tangga, menjadi teladan dalam berdagang, menjadi teladan dalam pergaulan di masyarakat, menjadi teladan dalam peperangan menghadapi musuh, dan menjadi teladan dalam memimpin negara.
Bapak Paus Paulus yang kami cintai,
Kami juga heran kenapa kaum Katolik tidak mengakui Al-Qur’an sebagai kitab suci. Padahal jutaan manusia dari abad kea bad mengakui Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang tidak tercemar oleh ‘tangan manusia’. Al-Qur’an yang dibaca kaum Muslim saat ini, sama dengan Al-Qur’an yang diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw.
Beda dengan Bibel yang tidak langsung ditulis pada masa Nabi Isa, Al-Qur’an langsung ditulis pada masa Nabi Muhammad. Manuskrip Al-Qur’an dari zaman sahabat kini bisa dilihat di ‘Museum Kuwait atau Museum Turki’. Sedangkan Bibel baru ditulis oleh murid Nabi Isa beberapa ratus tahun kemudian.
Sehingga tidak heran para teolog Kristen Katolik sendiri meragukan bahwa Bibel berasal dari Nabi Isa. Dalam sebuah buku ilmiah yang ditulis para pendeta sendiri, mereka menyatakan bahwa yang diduga kuat berasal dari Yesus Kristus di Bibel kurang 20 persen. Yang lain adalah karangan Matius, Lukas, Paulus dan lain-lain.
Maka jangan heran di Bibel, karena bukan karya Tuhan Yang Maha Kuasa, banyak kesalahan dan perubahan. Bila kita bandingkan bacaan Bibel dan Al-Qur’an, kita akan menemukan Al-Qur’an kata-katanya lebih efisien, penuh makna dan banyak bahasa simbol. Bahasa simbol adalah ‘bahasa tertinggi manusia’.