NASIONAL

Survei Litbang Kompas: Prabowo Menguat, Jokowi Jatuh di Bawah 50 Persen

Jakarta (SI Online) – Harian Kompas hari ini merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres di Pilpres 2019 yang dilakukan Litbang media tersebut. Hasil survei ini dirilis sebulan sebelum hari pencoblosan pada 17 April mendatang. Hasilnya, selisih elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin tipis.

Disebutkan, survei yang dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 itu mencatat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 49,2 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga semakin mendekati Jokowi dengan 37,4 persen. Adapun 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Survei Litbang Kompas ini melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan, seperti dikutip dari Kompas, menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.

Pada survei Litbang Kompas sebelumnya, Oktober 2018, perolehan suara keduanya masih berjarak 19,9 persen dengan keunggulan suara di pihak Jokowi-Ma’ruf. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

“Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen,” tulis Bambang.

Hasil survei ini juga menunjukkan bahwa meski penurunan angka elektabilitas Jokowi-Ma’ruf terlihat sedikit, tetapi memberikan pengaruh signifikan pada jarak keterpilihan.

Menanggapi hasil survei tersebut, Jurubicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, kubu Jokowi-Maruf saat ini sedang dilanda kepanikan melihat survei terbaru dari Litbang Kompas.

“Dengan trend survei seperti ini pantas kepanikan menyeruak di ruangan sana, sehingga semua upaya dilakukan. Sobat relawan jangan lengah, tetap tebar kampanye positif. Jagain TPS sampai kecamatan. Gelombang perubahan tidak bisa dibendung,” katanya, Rabu (20/3/2019).

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button