Sya’ban, Kencangkan Sabuk Ibadah

Mendekati musim panen, petani akan semakin merawat tanaman dan mempersiapkan keperluan memanennya.
Sejatinya Ramadhan pun demikian. Beramal pada bulan Ramadhan tentu adalah kebaikan, namun Rasulullah mengingatkan agar membiasakan diri pada dua bulan sebelumnya, yakni bulan Rajab dan Sya’ban sehingga tidak “kaget” Ketika ramadhan tiba harus melakukan berbagai ibadah seperti tarawih dan mengkhatamkan Al-Qur’an al-Kariim.
Berbicara dua bulan haram sebelum bulan Ramadhan, bulan Sya’ban adalah bulan yang terhimpit di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan yan seringkali terlewat oleh kebanyakan orang. Rasulullah mengingatkan betapa pentingnya bulan ini dalam hadistnya:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ عَنْهُ النَّاسُ
“Itu adalah bulan yang mana orang-orang melalaikannya.” (HR At-Tirmidzi dan An-Nasa’i dari Usamah bin Zaid ra)
Sangat tepat untuk membentuk habits di bulan mulia ini, betapa banyak kebaikan pahala dan keberkahan yang dituai. Bulan Sya’ban juga terdapat momen penting didalamnya yang sangat disayangkan jika dilewatkan yakni Nishfu Sya’ban. Disunnahkan lebih banyak menghidupkan ibadah di malam-malamnya dengan berbagai amalan seperti shalat, dzikir, istighfar, dan doa.
Meski tidak terdapat tuntunan amalan khusus yang dilakukan untuk menghidupakan malam Nishfu Sya’ban ini, ulama menganjurkan untuk melakukan amalan ibadah yang dibenarkan oleh syariat. Sebagiamana kalam Abu Darda’:
جِدُّوْا بِالدُّعَاءِ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْثُرُ قَرْعَ الْبَابِ يُوْشِكُ أَنْ يَفْتَحَ لَهُ
“Bersungguh-sungguhnya dengan berdoa karena siapa saja yang banyak mengetuk pintu-Nya, hampir pasti Dia akan membukakan pintu untuknya.”
Betapa dimudahkannya seorang muslim dalam setiap urusannya, setiap aspek kehidupannya telah diberikan aturan. Bagaimana nasib manusia jika dibiarkan hidup tanpa aturan?
Bisa dibayangkan lalu lintas saja jika dibiarkan kendaraan lalu-lalang tanpa ada rambu-rambu akan terjadi banyak kecelakaan, bukankah manusia tanpa aturan akan menyebabkan banyak kerusakan di muka bumi?
Allah memperingatkan kita agar tidak menjadi pribadi yang gagal dalam menjalani kehidupan dan membuat kerusakankarena tidak mengikuti aturan Pencipta. Dalam Qur’an surah Thaaha ayat 124, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”