NASIONAL

Syahrur Bukan Ahli Agama

Jakarta (SI Online) – Menjadikan pemikiran Muhammad Syahrur ysebagai obyek kajian untuk menghalakan hubungan seksual di luar nikah dinilai merupakan sesalahan besar dan kesesatan.

Alasan utamanya Syahrur bukanah seorang ahli agama, melainkan ilmuwan di bidang teknik. Dari sisi pemikiran, Syahrur juga dikenal sebagai seorang liberal di Suriah.

“Dia adalah seorang professor dalam bidang tehnik sipil asal Syiria yang belajar di Rusia, namun aktif menulis tentang keislaman meskipun ngawur dan menyimpang dari Islam. Jadi keahliannya adalah bidang teknik sipil, bukan agama,” ungkap dosen Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tengku Muhammad Yusran Hadi dalam keterangan tertulisnya kepada Suara Islam Online, Kamis 5 September 2019.

Menurut Yusran, jika seseorang berbicara mengenai agama, maka dia harus merujuk kepada ahlinya yaitu ulama. Sebab belajar agama dari orang yang bukan ahlinya, maka akan terjerumus kepada kesesatan seperti yang disebutkan oleh Nabi Saw.

“Apalagi merujuk kepada orang sesat seperti Syahrur,” kata Yusran.

Akibat kesalahan rujukan itu, lanjut Yusran, disertasi karya Abdul Aziz berjudul “Konsep Milk al-Yamin Muhammad Syahrur Sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital” yang diluluskan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dia nilai telah membuka jalan kerusakan (mafsadah) yang besar yaitu menyebabkan zina merajalela, merusak moral dan merusak tatanan kehidupan rumah tangga, karena telah melegalkan hubungan seksual di luar nikah (nonmarital).

Terkait penyebaran liberalisme dalam agama ini, Yusran yang juga anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara mengajak umat Islam untuk mewaspadai dan menolak pemikiran atau paham-paham yang menyimpang dari Islam.

Caranya, kata Yusran, umat Islam harus terus memperkuat pemahaman dan akidah Islam yang benar yaitu akidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang bersumber dari Alquran dan As-Sunnah dengan pemahaman para ulama salafushshalih yaitu para sahabat, tabi’in, dan tabi’uttabi’in (para imam mujtahid mazhab ahlussunnah, termasuk para imam mazhab empat).

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button