Syirik, Dosa Tak Terampuni
Pertama, sebagai perbuatan dosa besar yang palin besar dan tidak dapat diampuni oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 48).
Kedua, menetapkan bahwa segala amal perbuatan orang yang melakukan syirik dengan Allah, merupakan amal yang sia-sia dan tertolak sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-An’am ayat 88, “Dan jikalau mereka mempersekutukan Tuhan, sungguh menjadi sia-sialah apa yang mereka lakukan.”
Ketiga, orang yang menyekutukan Allah SWT dinilai sebagai orang kafir, haram masuk surga dan ditempatkan di nerakan jahanam.
“Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putra Maryam, sedang Al-Masih (sendiri) berkata wahai Bani Israil! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
Keempat, orang musyrik adalah orang yang kotor (najis) dan dilarang mendekati Masjidil Haram di Mekkah. “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini.“ (QS. At-Taubah: 28)
Oleh karena itu, orang-orang yang melakukan kesyirikan akan memperoleh hukuman dari Allah SWT dan merugi untuk selama-lamanya. Karena berhala-berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan ternyata tidak mempunyai kekuatan apa-apa, tidak dapat memberikan petunjuk, tidak dapat mendengar dan tidak pula dapat melihat. Allah SWT berfirman: “Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.” (QS. Al-A’raaf: 193).
Dalam surat Al-A’raf ayat 198, Allah berfirman: “Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat.” Wallahu a’lam bissawab.
Shodiq Ramadhan