NASIONAL

Kemlu Palestina: Kunjungan Yahya Staquf ke Israel Pukulan bagi Palestina, Yerusalem dan RI

Ramallah (SI Online) – Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam sikap Yahya Cholil Staquf, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI, yang memenuhi undangan Israel menjadi pembicara dalam Acara AJC (American Jewish Comittee) Global Forum di Yerusalem, Israel.

Kemlu Palestina menyatakan kehadiran Yahya Staquf dalam acara tersebut merupakan pukulan keras, bukan hanya untuk Palestina, tapi juga untuk pemerintah Indonesia, yang menurut mereka sudah sangat kuat mendukung Palestina.

“Partisipasi dalam acara ini merupakan pukulan bagi Palestina dan Yerusalem, dan bagi Republik Indonesia, negara Islam terbesar di dunia, yang menyelenggarakan KTT OKI Luar Biasa ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada tahun 2016, dan Konferensi Internasional tentang masalah Yerusalem pada tahun 2015, dan yang selalu membela Yerusalem dan isu-isu Palestina,” kata Kemlu Palestina, sepreti dikutip dari laman resmi mereka, Rabu (13/6/2018).

“Partisipasi delegasi juga bertentangan dengan posisi pemerintah Indonesia dan orang-orang yang ramah di Indonesia, yang selalu menyatakan penolakan mereka terhadap pendudukan dan kebijakannya, menghubungkan setiap perkembangan atau perubahan dalam hubungan dengan mengakhiri pendudukan Israel atas semua orang Palestina dan Wilayah Arab, dan pembentukan Negara Palestina dengan ibukotanya Al Quds As-Syarif, sesuai dengan Prakarsa Perdamaian Arab dan resolusi yang relevan dari legitimasi Internasional,” sambungnya.

Kementerian itu kemudian menyatakan bahwa mereka menganggap partisipasi Yahya Staquf sebagai kunjungan pribadi, dan itu tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Palestina-Indonesia, dan posisi Palestina dan rakyatnya yang menghargai dan menghormati Republik Indonesia dan rakyat Indonesia.

“Pihak Palestina menganggap peristiwa ini sebagai bagian dari kampanye Israel menyesatkan yang ditujukan untuk tampil dengan wajah yang beradab dan budaya yang menyerukan perdamaian, konvergensi dan dialog antaragama, pada saat Israel telah bertahan selama beberapa dekade dengan pelanggaran dan kejahatan terhadap rakyat Arab Palestina dari Muslim dan Kristen, dan kesuciannya di Yerusalem dan seluruh Palestina,” ucapnya.

“Belum lagi desakan Israel, kekuatan pendudukan, pada kondisinya yang diakui sebagai Negara Yahudi, yang mencerminkan kebijakan rasis dan kolonialis yang diadopsi olehnya, dan yang sepenuhnya bertentangan dengan subyek dari peristiwa-peristiwa ini,” ucapnya.

Palestina menambahkan, Yahya Cholil seharusnya mengunjungi Yerusalem di bawah bendera Palestina, dan berkoordinasi dengan pihak Palestina dan lembaga-lembaga spiritual Islam dan Kristen, bukannya mengizinkan Israel untuk meneruskan proyek normalisasi di bawah subjek agama dan budaya dan menerima untuk menjadi alat normalisasi oleh pendudukan Israel atas kekudusan Islam dan Kristen.

sumber: sindonews.com

Artikel Terkait

Back to top button