OPINI

Perang Kotor Jokowi

Dengan pengakuan Andi Wijayanto jelas sudah, serangan Jokowi secara pribadi kepada Prabowo sudah direncanakan secara matang. Jokowi dengan kekuasaan di tangannya bisa leluasa mengakses semua informasi yang dimiliki pemerintah. Kemudian digunakan untuk melumpuhkan lawan politiknya.

Mudah-mudahan saja berita yang diturunkan laman Tempo.co edisi Kamis (7/3) itu salah. Judulnya “Ketua Cakra 19: Jokowi Berpesan Gaspol Terus Soal Lahan Prabowo.”

Seandainya benar, sikap Jokowi ini sangat tidak etis. Berpotensi melanggar praktik pemerintahan yang baik dan benar.

Jokowi adalah capres sekaligus presiden yang tengah menjabat. Tidak pada tempatnya dia menggunakan informasi yang dimiliki oleh pemerintah untuk menyerang lawan politiknya. Ini adalah penyalahgunaan jabatan (abuse of power).

Ketua Cakra 19 adalah Andi Wijayanto. Dia pernah diangkat Jokowi menjadi Mensekab hanya kurang dari 10 bulan. Setelah itu dia dicopot, tapi tenaga dan keahliannya masih terus dimanfaatkan Jokowi. Bersama Luhut Panjaitan dia melakukan operasi-operasi politik di luar Tim Kampanye Nasional (TKN) yang dipimpin oleh Erick Thohir.

Cakra 19 berisi sejumlah purnawirawan TNI yang belum lama pensiun. Mereka antara lain Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, politikus Golkar, Eko Wiratmoko; mantan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Andogo Wiradi; serta mantan Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia, Iskandar Sitompul.

Di luar itu ada kelompok purnawirawan yang lebih senior tergabung dalam tim Bravo-5 dipimpin oleh mantan Wakil Panglima TNI Jenderal Fachrul Rozy. Kebanyakan adalah alumni AKABRI 1970, satu angkatan dengan Luhut Panjaitan. Mereka antara lain, Letjen TNI (Purn) Sumardi, Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy, dan Mayjen TNI (Purn) Heriyono Harsoyo.

Baik Cakra-19 maupun Bravo-5 diinisiasi dan dikendalikan oleh Luhut Panjaitan. “Malaikat pelindung” Jokowi yang mengurusi semua urusan, mulai dari masalah politik, sampai urusan pribadi. Mereka inilah sebenarnya yang menjadi inti tim pemenangan Jokowi. Perannya jauh lebih besar, lebih powerfull dibandingkan dengan TKN.

TKN diisi oleh koalisi partai, dan figur sipil profesional yang direkrut menjadi tim sukses. Fungsinya tak lebih dari paguyuban partai-partai pendukung Jokowi. Mereka tampil di layar depan. Sementara Cakra-19 dan Bravo 5 lebih banyak bermain di belakang layar. Menjalankan operasi-operasi politik.

Kepada Tempo, Andi Wijayanto putra politisi PDIP mendiang Mayjen TNI Theo Syafei ini mengaku ada dua tugas utama Cakra-19. Pertama memastikan bahwa lawan Jokowi pada Pilpres 2019 hanya satu. Kedua, memastikan bahwa Jokowi memenangkan pilpres dengan angka minimal 15 persen.

Mereka berhasil menjadikan Prabowo sebagai satu-satunya lawan Jokowi. Tugas mereka satu lagi yang harus diselesaikan, adalah memastikan kemenangan Jokowi.

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button