Tagihan Listrik di Musim Corona Menyengat
Pandemi belum berakhir, rakyat masih berjibaku sendiri. Dan di musim Corona ini rakyat juga tersengat tagihan listrik yang fluktuatif tak terkendali. Seakan tak mau kalah dengan grafik Corona, jumlah tagihan listrik yang dibayarkan terus merangkak naik dalam tiga bulan ini.
Masyarakat gaduh. Ramai-ramai menggeruduk kantor PLN, meminta penjelasan. Semua merasa aneh dengan kenaikan yang tak wajar. Ada yang bulan April tagihannya 200 ribuan, Mei 750 ribuan, tiga kali lipat. Bahkan ada yang empat kali lipat.
Ada rumor menyebutkan telah terjadi subsidi silang. Pemerintah menggratiskan tagihan listrik pada pelanggan 450 VA dan sebagian pelanggan 900 VA selama PSBB. Untuk membiayai listrik pelanggan yang digratiskan, maka dibebankan kepada pelanggan yang lain. Ini yang menyebabkan terjadinya kenaikan tagihan listrik.
Rumor itu ditepis oleh PLN dengan memberikan beberapa alasan mengapa naik. Dilansir dari detik.com (08/06/2020), Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono mencatat 4,3 juta pelanggan yang tagihan listriknya mengalami kenaikan. Sebanyak 258.000 pelanggan atau 6% dari 4,3 juta, mengalami kenaikan hingga 200%. Sisanya mengalami kenaikan 20-50%.
Yuddy juga mengungkapkan beberapa alasan mengapa tagihan listrik bisa naik. Padahal PLN tidak ada menaikkan tarif, katanya. Pertama, karena ada kebijakan WFH di bulan Maret. Selama WFH konsumsi listrik jelas meningkat karena di rumah saja.
Kedua, bulan Mei Ramadhan. Biasanya sebagian besar pelanggan memulai aktivitas lebih awal. Sehingga konsumsi listrik pun lebih panjang. Ketiga, terjadinya penumpukan tagihan yang belum dibayarkan pada bulan-bulan sebelumnya (kompas.com, 08/06/2020).
Jadi, tidak ada subsidi silang. Karena yang gratis sudah dibayar oleh pemerintah. PLN juga membantah telah menaikkan listrik diam-diam. PLN menyalahi peraturan jika menaikkan tanpa persetujuan DPR dan pemerintah.
Kegaduhan masyarakat direspon oleh istana. Disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia. Kenaikan tarif listrik karena konsumsi yang lebih banyak saat beraktivitas di rumah saja (wartaekonomi.co.id, 09/06/2020). Respon istana senada dengan PLN. Hanya diakhiri dengan saran untuk ikut memantau penggunaan listrik. Itu saja, tak ada yang istimewa apalagi solutif.