SANTRI PELAJAR

Tak Seharusnya Umat Islam takut dengan Agamanya

“Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta..” Ungkapan itu sudah familiar kita dengar saat menganalogikan “sesuatu” akibat ketakutan yang tidak beralasan ataupun untuk mengenalkan pada sosok asing yang baru kita lihat.

Manusia terkadang begitu mudah menyimpulkan kulit luarnya tanpa mau melihat isi di dalamnya. Lalu bagaimana jika ada sebagian umat Islam “takut” dengan ajarannya hingga sebisa mungkin ia akan menyembunyikan identitas bahkan atribut ke-Islamannya di tengah-tengah orang yang anti Islam? Miris bukan?

Beberapa tahun terakhir sering tersiar kabar pembubaran pengajian, persekusi ulama, pencekalan bahkan jeratan pidana membayang-bayangi sosok ustadz dan kyai yang ceramah bertema kebangkitan berpikir umat dan mengkritisi kebijakan penguasa. Label radikal, pemecah persatuan dan kesatuan begitu mudah disematkan oknum pembenci syariah kepada tokoh ulama. Parahnya, oknum yang melakukan semua itu ternyata saudaranya seakidah.

Pandangan dan penilaian manusia yang cenderung melibatkan hawa nafsu, mengakibatkan salah mengambil sikap dan tindakan. Padahal Allah sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui telah mengingatkan hambaNya di dalam Alquranyang artinya: “…Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah[2]: 216).

Imam Fakhruddin ar-Razi di dalam Mafatih al-Ghayb menyatakan, “ Seolah Allah SWT berfirman: Hai hamba, ketahuilah bahwa pengetahuan-Ku lebih sempurna dari pengetahuan kalian. Karena itu sibuklah kalian menaati-Ku dan jangan menuruti tuntutan tabiat kalian.”

Dengan mencermati firman Allah SWT di atas sejatinya manusia lebih berhati-hati menyimpulkan suatu perkara, terlebih lagi yang berhubungan dengan syariah Islam. Syariah yang datang dari Pemilik Kesempurnaan, Allah Azza wa Jalla, diajarkan melalui qaul dan af’al Rasulullah Saw, lalu kemudian manusia dengan mudahnya menyebut syariah Islam ‘menakutkan.’ Tiidak layak jika diterapkan atau dipakai di Indonesia dengan faham Demokrasinya.

Qadarullah, disaat gencarnya aksi penolakan terhadap syariat Islam, Allah membuka jalan bagi pejuang agamaNya. Ghirah umat Islam semakin membuncah menyuarakan ide-ide Islam kaffah, berupaya menyadarkan umat dengan berbagai penyimpangan yang dilakukan pembenci Islam bersama agen-agennya. Wacana penghapusan pelajaran agama misalnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button