Taliban Tunda Pengumuman Pemerintahan Baru Afghanistan
Kabul (SI Online) – Kelompok pejuang yang telah menguasai Afghanistan, Taliban, memutuskan menunda pembentukan pemerintahan baru di negara tersebut.
Sebelumnya, Wakil Kepala Kantor Politik Imarah Islam, Sher Mohammad Stanikzai mengatakan kepada saluran berita asing pada Rabu lalu bahwa pemerintah akan dibentuk dalam dua hari.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengungkapkan, penundaan pembentukan pemerintah baru di Afghanistan ini karena kelompoknya butuh lebih banyak waktu sehingga bisa diterima oleh masyarakat internasional.
Seperti dilansir Livemint.com, ini merupakan kedua kalinya Taliban menunda pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan sejak mereka merebut kembali negara tersebut.
“Pengumuman tentang pemerintahan baru dan anggota Kabinet sekarang akan dilakukan minggu depan,” ucapnya menjelaskan.
Khalil Haqqani, seorang anggota komite yang dibentuk oleh Taliban, mengatakan upaya Taliban untuk membentuk pemerintahan berbasis luas di Kabul yang dapat diterima dunia, pada kenyataannya, menyebabkan penundaan.
“Taliban dapat membentuk pemerintahan mereka sendiri tetapi mereka sekarang fokus untuk memiliki pemerintahan di semua pihak,” katanya.
Khalil juga mengakui bahwa jika hanya Taliban tanpa mengikutsertakan masyarakat Afghanistan lainnya pemerintahan baru di negara itu tidak akan dapat diterima oleh dunia.
Meskipun ada pengumuman yang jelas dari pihak Taliban, sebuah saluran berita lokal Afghanistan melaporkan, mengutip sumber, bahwa pemerintah baru akan memiliki dewan yang dipimpin oleh Mullah Abdul Ghani Baradar yang berusia 53 tahun.
Baca juga: Taliban Kuasai Lembah Panjshir
Baradar, yang mengepalai kantor politik Taliban, akan bergabung dengan Mullah Mohammad Yaqoob, putra mendiang salah satu pendiri Taliban Mullah Omar, dan Sher Mohammad Abbas Stanekzai di pemerintahan baru, menurut Tolo News.
Baradar sendiri pernah menjabat sebagai gubernur provinsi dan wakil menteri pertahanan selama pemerintahan Taliban di Afghanistan pada 1996-2001 silam.
Saat invasi Amerika Serikat, Baradar ditangkap di kota pelabuhan Pakistan Karachi pada 2010 dan dibebaskan pada Oktober 2018 atas permintaan AS.
red: farah abdillah