Tanggapan Rais Syuriah PBNU untuk Dede Komisaris Pelni: Kalau Tak Ngerti Tak Perlu Lompat Pagar
Jakarta (SI Online) – Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2022-2027 KH Muhammad Cholil Nafis turut berkomentar atas unggahan Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto melalui akun twitter pribadinya yang mencibir salah satu ajaran Islam, yaitu khilafah, dengan sebutan “khilafuck”.
Kiai Cholil mengatakan, secara pribadi dirinya tidak ingin ada yang mengubah dasar negara menjadi khilafah, imarah, komunis, dan lain-lain.
Ia beralasan negara Indonesia sudah sepakat dengan dasar Pancasila, dan dasar ini ia sebut sudah sesuai dengan Piagam Madinah yang dipimpin langsung Rasulullah Saw.
Ketua MUI Bidang Ukhuwah dan Dakwah itu mengatakan, soal sikap suka tidak suka Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dipersilahkan saja, toh ormas tersebut sudah dibubarkan di Indonesia. Namun, kata dia, kurang tepat dan tak sopan memelesetkan kata khilafah.
Dia menjelaskan, kata khilafah yang ada dalam sejarah Islam itu berbeda jauh dengan khilafah yang disematkan HTI.
“Jadi kalau tak ngerti kosa kata itu tak perlu lompat pagar, mending diam saja,” kata Kiai Cholil Nafis seperti dilansir Republika.co.id, Rabu (26/10/2022).
Kiai Cholil berpendapat, soal tak setuju dengan bacapres tertentu ya main fair saja. Ada aturannya dan ada sopan santunnya.
“Dan Pemilu itu kontestasi dan persaingan. Ya silakan bersaing dan bermain dengan jujur dan baik saja. Saya sepakat tetap konsisten terhadap konsensus bernegara, tapi memplesetkan seperti yang dilakukan olehnya sangat tidak nasionalis religius,” kata dia.
Sebelumnya, Dede membuat status yang dianggap menyinggung kalangan umat Islam.
Dia mengganti kata khilafah menjadi khilafuck dalam sebuah status di akun @kangdede78. Meski tidak menyebut nama, Dede menuding ada calon presiden (capres) yang didukung kelompok khilafuck.
“Memilih capres jangan sembrono apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilafuck anti-Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas,” ucap Dede.
red: farah abdillah