DAERAH

Tasyakuran Peringatan Resolusi Jihad: Enggan Sebut Resolusi Jihad, Pemerintah Ganti dengan Hari Santri Nasional

Umumnya Pondok pesantren ada pergantian kepemimpinan, setelah pemimpin yang memimpin sebelumnya wafat. Sehingga tidak jarang akan diikuti terjadinya ketegangan.

“KH Muhammad Yusuf Hasyim yang kita sapa dengan Pak Ud ini, membedah tradisi itu. Beliau menyerahkan kepemimpinan kepada KH. Ir. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah keponakannya. Agaknya setelah diserahkan, Gus Sholah ini seperti magang. Selama enam bulan masih didampingi Pak Ud,” ungkap dia.

Narasumber sebelumnya, H.M. Halwan Aliyuddin, yang bersama Almarhum Aru Syeif Assadullah (Pemred Suara Islam) dan Fadli Zon (Ketua BKSAP DPR RI) dikenal sangat dekat dengan KH. Yusuf Hasyim.

Dalam paparannya menyebutkan, Pak Ud memulai aktivitas dalam kemiliteran sejak usia muda yaitu 16 tahun pada 1944-1945.

“Allahuyarham KH. Yusuf Hasyim mengungkap sangat bangga ikut bela negara dengan menjadi tentara. Terutama ketika mengenakan uniform dril, rasa bangga itu menjadi semakin tinggi, ” ungkapnya.

Ketika meletus pemberontakan PKI 1948, Pak Ud bersama kakaknya, Kapten Cholik Hasyim, terlibat langsung berhadapan dengan tentara merah yang pro-PKI.

Terjadi peristiwa heroik, yakni ketika mendobrak penjara Ponorogo untuk membebaskan Kapten Hambali, sang komandan. Ternyata dari penjara ini ada pula KH. Ahmad Sahal dan KH. Imam Zarkasyi, dua kakak beradik pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor yang ditahan bersama 70 orang santri.

Sampai akhir hayatnya, Pak Ud dikenal sangat concern dalam gerakan anti Komunis/PKI.

Ijuk untuk tali layangan, awak situk ilang-ilangan, nggak masalah (jiwa raga yang hanya satu, dibuat hilang-hilangan tidak masalah, red),” ungkapnya menirukan Pak Ud yang menyampaikan tekad dalam menghadapi PKI. [MHA]

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button