Teokrasi Demokrasi

Ini adalah konsep pemerintahan Islam yang digagas oleh Abul A’la MaududiUlama besar Pakistan ini memang keilmuan Islamnya mumpuniIa ajukan konsep percampuran antara teokrasi dan demokrasi Teokrasi maknanya pemerintahan yang dilandasi nilai-nilai agamaTuhan memberikan hak penuh kepada pemimpin meski berbuat semena-menaSeperti yang pernah terjadi di Barat sanaPerilaku para bangsawan dan pendeta yang zalim membuat rakyat menderita Mereka akhirnya memberontah dan timbullah revolusi di EropaMereka menyingkirkan gereja dari pengaturan negaraKaisar mengurusi negara, Pendeta mengurusi gerejaPemerintahan atau negara tidak boleh diatur agama Mereka akhirnya menetapkan demokrasi di pemerintahannyaMereka menerapkan sekulerisme dalam negaraDemokrasi bermakna dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat kitaBanyak negara menerapkan ini termasuk negara kita Tapi ternyataSetelah puluhan atau ratusan diterapkan di berbagai negaraDemokrasi mulai memunculkan boroknyaRakyat tidak Sejahtera, yang Sejahtera hanyalah segolongan kecil saja Dalam pemilu yang diharapkan jujur dan adil sistemnyaTernyata suara rakyat dapat dibeli di sanaYang menang yang banyak uangYang memerintah yang mampu menyebarkan uang kemana-mana Selain itu kemampuan calon pemimpin dapat direkayasaDengan mendandani dia segala rupaSehingga di jalan-jalan nampak kehebatannyaPadahal sebenarnya ia tidak mempunyai kemampuan alias pemimpin boneka Pemimpin yang mengikuti tuannyaTuannya yang memberikan uang trilyunan kepadanyaUntuk kampanye di seluruh IndonesiaPolitik gincu adalah senjatanya Politik yang memoles partai dan calon pemimpin menjelang pemilu bersamaKaum awam banyak terpengaruh dan memilih merekaMaka terpilihlah pemimpin-pemimpin palsu dimana-manaPemimpin yang memperkaya dirinya, jutaan rakyat miskin dibiarkan merana Rakyat hanya diberikan uang atau sembako menjelang pemilu sajaSetelah itu dibiarkan mengurus sendiri dirinyaSeratus juta rakyat menjerit tidak tersengar di telingaKarena para pemimpin telah nyaman dengan ruang AC yang kedap suara Amerika yang katanya negara paling top berdemokrasinyaTernyata menunjukkan gejala yang samaYang terpilih bukan yang terbaik pemikiran dan akhlaknyaTapi mereka yang bisa merekayasa pemilih sedemikian rupa Itulah cacatnya demokrasi kitaTujuh puluh Sembilan tahun kita MerdekaPemimpin pemimpin yang muncul hanya menyejahterakan diri, keluarga dan partainyaSehingga 110 juta orang miskin bingung mau mengadu kepada siapa Bila kita mau mencapai adil makmur negara kitaHarus diubah sistemnyaSistem teodemokrasi, teokrasi demokrasi namanyaDengan musyawarah cendekiawan atau ulama sebagai pemilih pemimpinnya Karena rakyat kita lebih dari 84% beragama Islam jumlahnyaMaka Al-Qur'an harus menjadi landasannyaAl-Qur'an terdiri dari ribuan sila, Pancasila hanya lima silaPerubahan ini tidak mudah, karena banyak pemimpin negeri ini yang tidak faham Al-Qur'an dan maknanya Sebagai Muslim kita mesti punya cita-citaSetelah merasakan nikmatnya Al-Qur'an dalam kehidupan pribadi kitaTentu kita ingin Al-Qur'an menjadi landasan keluargaMenjadi landasan masyarakat kitaMenjadi landasan negara kitaMenjadi landasan dunia kita Tidak ada buku atau kitab terbaik selain Al-Qur'an yang muliaLebih dari 1400 tahun lamanyaAl-Qur'an telah terbukti mengubah manusia menjadi baik perilakunyaAkhlak yang mulia adalah landasan untuk menjadi negara hebat ke depannya Karena Al-Qur'an bukan karangan manusiaBahkan Rasulullah saw hanya sebagai penyampainyaIa dihadirkan Allah Yang Maha Kuasa untuk menjadi pedoman hidup manusiaSebagai hadiah dari Yang Maha Pengasih dan Penyayang untuk makhluk yang diciptakanNya Dalam Al-Qur'an semua manusia di dunia ini samaYang membedakan hanya ilmu dan akhlaknyaMakin tinggi ilmu dan bagus akhlaknya, ia makin muliaAl-Qur'an menyebut orang yang terbaik adalah orang yang bertaqwa Dalam hidup ini manusia dididik Al-Qur'an agar menjadi orang yang bertaqwaBahkan Al-Qur'an mendorong agar kaum Muslim menjadi pemimpin orang yang bertaqwaBukan menjadi pemimpin orang-orang jahiliyah modern duniaBukan menjadi pemimpin yang suka memoles wajahnya Teodemokrasi bisa bermakna demokrasi yang dilandasi nilai-nilai Al-Qur'an yang muliaDalam demokrasi ada baiknya, meski juga ada cacatnyaTransparansi kekayaan dan akhlak para pemimpin harus bisa disorot oleh mediaBila tidak maka akan bahayaKarena perilaku pemimpin menentukan baik buruknya masyarakat yang dipimpinnya Kebebasan berpendapat juga mesti dijagaBiarkan rakyat menyampaikan unek-uneknyaLebih baik perang kata-kata daripada perang fisik yang mengorbankan nyawaPemimpin harus berani menjawab terhadap pertanyaan pertanyaan yang keras dari rakyat yang dipimpinnya Lihatlah Sayidina Umar bin Khattab ketika menjadi penguasaPara sahabat kadang mengingatkan dengan kalimat-kalimat keras kepadanyaKhalifah Umar santai saja menjawabnyaSeorang pemimpin memang harus tenang dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak diduganya Rasulullah telah mengabarkan kepada kitaBahwa di zaman akhir nanti Al-Qur'an akan menyinari rumah-rumah di Timur dan Barat sanaInilah tugas kita bersamaKaum Muslimin di seluruh duniaUntuk membawa sinar Islam, cahaya Al-Qur'an yang mulia Ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang lainnyaBahwa di zaman akhir ini akan muncul Khilafah Islamiyah ala Manhaji Nubuwwah NamanyaSebuah pemerintahan Islam yang mengikuti jejak NabiSebuah pemerintahan yang para pemimpinnya diangkat melalui musyawarah bersamaMusyawarah para ulama dan kaum cendekia di seluruh dunia Di sini kita berdoaSemoga hal itu terwujud segeraKarena kita muak dengan perilaku Amerika Israel yang merasa tidak berdosa membunuh jutaan manusiaDunia yang damai, adil dan makmur hanya bisa tercapai dengan landasan Al-Qur'an yang muliaDan dengan pemimpin yang shalih, alim, adil dan bijaksana Harapan ini bukan mustahil atau hanya mimpi sajaSebab Allah Maha Perkasa dan Maha BijaksanaWallahu azizun hakim, doa kita bersama.[] Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik

SHARE:

Artikel Terkait

Indeks Demokrasi Indonesia Menurun, Menteri HAM Tuding Sejumlah Beleid Era Jokowi Jadi Penyebabnya

Menyoal Ongkos Mahal Demokrasi

Fakta Anies: “The Guardian of Democracy”

Antara yang Menikmati dan yang Mengutuk Demokrasi