Ternyata Mitos, Ini Daftar Makanan yang Disebut Bisa Picu Peradangan
Jakarta (SI Online) – Ternyata ada sisi positif terjadinya peradangan dalam diri manusia. Disebutkan, peradangan bisa muncul karena sistem imun sedang berusaha melindungi tubuh dari hal-hal yang seharusnya tidak berada di dalam tubuh seperti virus atau bakteri.
“Itu sisi baik dari peradangan,” ungkap doktor Jonathan Little, dari Laboratorium Metabolisme dan Peradangan Olahraga di Universitas British Columbia, seperti dikutip dalam siaran Eating Well pada Kamis (02/01/2025).
Namun, ia melanjutkan, kadang tubuh menghasilkan respons peradangan ringan yang jika tidak diredam dapat menyebabkan masalah yang jauh lebih besar.
Menurut dia, peradangan kronis bisa menyebabkan masalah kesehatan seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan gastrointestinal.
Ada banyak mitos tentang peradangan yang beredar, termasuk soal jenis-jenis makanan yang dipercaya bisa memicu peradangan. Tetapi, sebagian besar dari mitos itu telah dibantah oleh hasil penelitian yang solid.
Berikut makanan-makanan yang menurut mitos dapat pemicu peradangan.
Minyak Kanola
Di antara pemengaruh (influencer) ada yang menyebut minyak dari biji-bijian seperti kanola tidak baik bagi kesehatan. Beberapa orang menunjuk kandungan asam lemak omega-6 dalam minyak dari biji-bijian sebagai penyebab peradangan.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam linoleat, sejenis asam lemak omega-6 yang ditemukan dalam minyak dari biji-bijian seperti kanola, sebenarnya dapat membantu mengurangi peradangan kronis.
Keseimbangan kandungan asam lemak omega-6 dan omega-3 dalam makanan penting untuk mendapatkan efek anti-inflamasi maksimal.
Adv: Untuk mendapatkan informasi seputar dunia kefarmasian di daerah, Anda dapat mengunjungi pafikajen.org
Kabar baiknya minyak kanola tidak hanya kaya akan asam linoleat, tetapi juga menyediakan omega-3. Satu sendok makan minyak kanola mengandung 1,3 gram omega-3.
“Yang penting adalah seberapa banyak dan seberapa sering Anda mengonsumsi, dan dalam makanan apa Anda konsumsi (omega-6),” kata Amy Bragagnini, MS, RD, CSO , Juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.