AKIDAH

Tiada Kematian Kecuali karena Datangnya Ajal

Kematian selalu datang mendadak dan mengejutkan, dalam kondisi apapun, apakah dalam kondisi sedang sakit, di perjalanan, atau bahkan dalam kondisi baik-baik saja, kematian senantiasa bisa terjadi.

Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Syaksiyah Islamiyah Jilid 1, mengatakan bahwa tiada kematian kecuali sebab datangnya ajal.

Hal demikian diambil dari hasil pemahaman fakta yang dikaitkan dengan nash dan dalil syariat.

Bahwa banyak kondisi yang bisa mengantarkan kematian namun tidak menjadi jaminan terjadinya kematian. Contohnya, tidak semua orang yang sakit payah berakhir dengan kematian, ada pula orang sakit payah bisa sembuh kembali dan hidup secara normal dan sehat kembali. Artinya sakit bisa menjadi kondisi yang mengantarkan pada kematian namun sakit tidak menjadi jaminan pasti datangnya kematian.

Atau berhentinya detak jantung adalah satu kondisi yang bisa mengantarkan pada kematian, namun tidak menjadi jaminan pasti terjadinya kematian. Sebab tidak semua orang yang detak jantungnya berhenti mengalami kematian, ada pula seseorang yang berhenti detak jangungnya, bisa kembali hidup sebab detak jantungnya kembali hidup dengan sebuah perlakuan tertentu ataupun tidak mendapatkan perlakuan tertentu. Artinya berhentinya detak jangung pada seseorang bukan jaminan pasti terjadinya kematian, namun berhentinya detak jantung hingga menimbulkan kematian disebabkan oleh faktor lain diluar itu.

Dan satu-satunya faktor lain yang menyebabkan kematian secara pasti pada seseorang adalah sebab datangnya ajal (batas waktu), bukan sebab sakit, tenggelam, terjatuh, atau kondisi lainnya.

Fakta ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam nash-nash berikut:

Allah SWT berfirman:

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munafiqun: 11).

Allah SWT berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).

Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Jumu’ah: 8).

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button