SUARA PEMBACA

TikTok Bikin Shock!

Remaja hari ini tidak bisa lepas dari yang namanya smartphone. Benda kecil dengan sejuta fungsi ini seringkali membius penggunanya untuk tetap duduk manis menatap layar kecil berukuran 5 inchi. Mereka bahkan rela menghabiskan waktu berjam-jam apalagi ketika asik chatting ataupun bermain game dan aplikasi ajang narsis. Aplikasi Tiktok misalnya, aplikasi pembuat video yang sedang booming akhir-akhir ini.

Mengutip data Perusahaan intelegence Sensor Tower, Tik Tok jadi aplikasi yang banyak di download melalui IOS. Dalam tiga bulan pertama 2018, jumlah smartphone iOS yang mendownload Tik Tok mencapai 45,8 juta. Aplikasi ini mengalahkan YouTube dengan 35,3 juta download, Whatsapp 33,8 juta download.

Mengutip SouthChina Morning Post, hingga 12 Juni 2018, ada 300 juta pengguna aktif Tik Tok di China dimana 40% penggunannya berusia 24 tahun hingga 30 tahun. Tik Tok adalah aplikasi yang oleh ByteDance pada 2016. Startup internet asal China ini memiliki valuasi lebih dari US$20 miliar. Di China aplikasi Tik Tok bernama Douyin. Konten yang paling populer di Douyin adalah, dance, komedi, bayi, makanan, hewan peliharaan, video pranks (usil) hingga aksi ketangkasan (stunts).

Tiktok Bikin Shock

Kemunculan Tiktok bak kacang goreng di musim bola, aplikasi ini berhasil merebut perhatian generasi muda. Tak jarang aplikasi ini disalahgunakan oleh remaja-remaja yang ingin eksis dan ingin dibilang gaul. Adegan joget-joget tidak jelas, nyanyi dengan gaya tidak senonoh bahkan tidak sedikit yang menanggalkan urat malunya demi dibilang terkenal, banyak follower dan kontroversial. Naudzubillah…

Salah satu pengguna Tiktok yang fenomenal Bowo remaja berusia 13 tahun dengan ribuan followers menjadi icon tiktok yang diidolakan banyak remaja terutama remaja putri. Tak jarang dari followernya mengatakan sesuatu yang tidak sepantasnya mereka katakan. Bagaimana tidak, ada sebagian dari mereka ingin menjadikan Bowo sebagai tuhannya, bahkan dari mereka rela menyerahkan kesuciannya untuk sang idola.

Aplikasi ini benar-benar unfaedah, bahkan bisa dikatakan aplikasi semacam ini adalah perusak moral generasi bangsa.

Selamatkan Generasi Kita

Remaja hari ini terbius dengan pemikiran sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Hal ini didukung pula oleh sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini. Betapa mirisnya melihat nasib bangsa ini kedepan jika generasi muda saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Krisis moral, kasus narkoba, kasus kenakalan remaja, free seks merupakan sederet permasalahan yang menimpa remaja hari ini.

Demam Tiktok yang melanda remaja hari ini telah membuktikan bahwa remaja kita dalam keadaan darurat jatidiri. Urat malunya sudah terputus, generasi pembembek yang miskin teladan dan kehilangan jatidirinya sebagai seorang muslim. Hal ini terjadi akibat dijauhkannya remaja dari agamanya sendiri dan gempuran arus budaya barat yang sengaja dibiarkan. Mereka hanya mengenal Islam hanya sebatas agama ritual belaka tanpa mengetahui bahwa Islam sebagai ideologi yang mampu mengarahkan hidup mereka.

Sebagai generasi muda muslim tidak sepantasnya senantiasa membebek pada hal-hal baru apalagi itu bertentangan dengan syariat Islam. Remaja muslim tidak perlu mencari idola lain cukuplah Rasulullah SAW dan para Shahabat sebagai teladan mereka.

Remaja muslim juga harus bijak menggunakan teknologi agar bermanfaat dan tidak melanggar hukum syara. Aplikasi-aplikasi semacam Tiktok mubah saja digunakan selama penggunaannya benar. Justru dengan bermunculannya aplikasi semacam ini bisa menjadikan dakwah lebih berwarna dan menarik. Sebaliknya akan menjadi bumerang jika pengguna tidak memiliki pemikiran yang benar. Akibatnya seperti yang terjadi pada kasus Nurani dan Bowo ini.

Jika kemarin per selasa 3 juli 2018 Kominfo telah resmi memblokir aplikasi Tiktok karena banyak disalahgunakan untuk ujaran kebencian, pornografi dan pelecehan agama. Namun hal ini tidaklah cukup jika pemikiran yang mendasari perilaku tersebut tidak diblokir juga. Sekulerisme dan Liberalisme adalah biangnya sehingga kaum muslim wajib meninggalkan pemikiran ini dan kembali kepada Islam yang sempurna.

Sudah sepantasnya sebagai remaja muslim wajib mentaati sayriat Islam dan membuang jauh gaya hidup liberal. Manfaatkan teknologi untuk kemajuan dakwah Islam dan terus memanfaatkan waktu untuk terus mengkaji ilmu-ilmu Islam sehingga terhindar dari segala hal maksiat. Wallahu’alam bish shawwab.

Lisa Budiarti
(Pegiat dakwah remaja di Cilacap)

Back to top button