NUIM HIDAYAT

Tjokroaminoto: Lelaki Pertama yang Melukis Indonesia

“Ada tamu, ada tamu.”

“Siapa?” seorang sahabatnya yang menunggunya bertanya.

“Rasulullah, Rasulullah.”

Tjokroaminoto pingsan. Kejadian yang sama terulang keesokan harinya. Ajaibnya penyakit Tjokroaminoto berangsur-angsur berkurang. Di sela-sela masa penyembuhan, dia meminta AM Sangadji, salah satu orang dekatnya, menuliskan pengalaman itu. Kepada Sangadji, dia mengatakan telah diberi pelajaran membaca beberapa ayat Al Quran oleh Rasulullah.

Tulisan Sangadji itu kemudian menjadi buku program asas (dasar) dan tandhim (sistem) Partai Sarekat Islam Indonesia. Buku setebal 99 halaman ini adalah penafsiran Tjokroaminoto terhadap ajaran Islam. Lewat tulisan ini dia berusaha menjawab dan mengatasi persoalan yang berkembang lewat pergerakan Sarekat Islam.

Tjokroaminoto sakit-sakitan sejak akhir 1933. Sesuai Kongres Banjarnegara, dia dinasihati para rekannya supaya beristirahat dan mengurangi aktivitas. Namun Tjokroaminoto tak mengindahkan. Pada Desember 1934 kesehatannya memburuk: dia lumpuh. Senin Kliwon, 10 Ramadhan 1353H, atau 17 Desember 1934, Tjokroaminoto menghembuskan nafas terakhir di pangkuan aktivis Partai Sarekat, Resoramli. []

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button