SUARA PEMBACA

Tuan Penguasa, Fokuslah pada Pandemi!

Kondisi seperti ini membuat kita semua merindukan sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab.  Pemimpin yang lahir dari master piece, Rasulullah Saw, dengan internalisasi Al-Qur’an ke dalam jiwa. Dan ditopang oleh sistem Islam kaaffah yang menjaga suasana keimanan setiap insan.

Dalam Islam, seorang pemimpin memiliki kewajiban untuk melayani rakyatnya. Dan di akhirat kelak, ia akan diminta pertanggungjawaban atas pelayanannya. Sebagaimana hadits Rasulullah Saw: “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Inilah perbedaan mendasar antara mindset penguasa di sistem kapitalisme dan sistem Islam. Landasan akidah menjadikan penguasa di sistem Islam akan benar-benar hadir untuk rakyat, bukan sekedar jargon. Kenikmatan surga yang kekal, bergantung pada bagaimana pengurusannya selama menjadi penguasa.

“Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim.” (HR Tirmidzi).

Kita akan menjumpai bagaimana sepenuh hatinya para penguasa muslim dalam melayani rakyat. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, pernah terjadi musim paceklik. Selama wabah kekeringan belum selesai, Umar bin Khattab hanya memakan roti dan gandum sampai kulit beliau kering dan menghitam. Datanglah bantuan makanan dari gubernur Syam yang masih dalam wilayah daulah.

Ajudan Khalifah Umar ra pun menyuguhkannya untuk sang amirul mukminin. Tapi beliau menolaknya dengan berkata: “Aku sejelek-jelek kepala negara bila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan”. Beliau fokus pada penanganan wabah kelaparan dengan mengabaikan kepentingan pribadi ataupun golongan. Inilah sosok pemimpin sejati yang kita rindukan. Wallahu a’lam. []

Mahrita Julia Hapsari, Komunitas Muslimah untuk Peradaban.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button