Tujuh Masalah yang Sering Dialami Orang Pintar
Kelima, Suka Bekerja di Malam Hari
Biasanya orang pintar lebih suka bekerja di malam hari dibanding siang hari, dengan alasan lebih tenang, mudah berkonsentrasi, atau karena jadwal yang berantakan sehingga harus bekerja di malam hari.
Namun, tentu saja bahwa bekerja sepanjang malam memiliki dampak buruk, salah satunya dapat meningkatkan risiko kematian dan kanker. Atau dampak lainnya adalah ketika kamu bekerja sepanjang malam tetapi tidak punya waktu untuk beristirahat karena paginya kamu harus pergi bekerja.
Keenam, Waktu untuk Diri Sendiri yang Kurang
Sibuk belajar, mengerjakan soal, mempelajari sesuatu. Hingga jarang keluar rumah untuk menghirup udara segar. Hal ini dikarenakan pikiran orang lain dan diri sendiri sudah menentukan standar tinggi. Secara tidak langsung kita akan berusaha untuk mencapai standar tersebut, sampai tidak mempunyai waktu untuk diri sendiri.
Ketujuh, Takut Akan Kegagalan
Dengan tekanan besar yang muncul dan standar tinggi akhirnya akan memimpin kita menuju rasa takut akan kegagalan. Orang pintar biasanya suka perfeksionis, sehingga segala tugas dan jawabannya saat ujian harus sempurna, jika ada satu saja yang salah. Biasanya mereka akan frustasi dan kecewa untuk waktu yang tak singkat. Pernahkah kamu bertemu orang seperti itu?
Sobat, sejatinya orang pintar itu sangat takut akan kegagalan. Itu karena sebelumnya mereka sudah mempunyai standar dan perkiraan orang-orang yang memperkirakan sesuatu yang tinggi darinya. Sehingga secara tidak langsung ada yang berbisik bahwa seakan-akan kita harus berada di situ.
Nah, jadi seperti itu Sobat, jadi kamu tahukan sekarang? Kalau menjadi orang pintar tak sepenuhnya enak. Tetapi perlu digaris bawahi, jangan jadikan ini sebagai tolak ukur kepintaranmu atau orang-orang di sekitarmu ya Sobat! Karena bentuk kepintaran itu ada bermacam-macam. Bukan hanya soal matematika, akademik, atau sains saja.
Dan yang terpenting, kepintaran itu bukan apa-apa tanpa keimanan. Jadi Sobat, pintar urusan akademik tetapi nol soal urusan agama, akan menjadi sia-sia. Maka, yuk! Bersama-sama kita berubah menjadi generasi muda yang cerdas agama, dunia, dan membangun peradaban yang selama ini kita dambakan untuk terjadi lagi, yaitu peradaban Islam!
Aqila Ghania Syaakirah
Lahir di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 09 November 2007. Sekolah di SDIT Al-Yasmin 1 Sindang Barang, kemudian melanjutkan ke SMPIT Insantama Bogor. Anak dari pasangan Reza Aldi dan Anita Octavia Mayasari sebagai anak ke-2 dari tiga bersaudara. Bercita-cita menjadi seorang penulis inspiratif dan aktivis dakwah.