RESONANSI

Tumbuh dan Berkembang Layaknya Syajaroh Thayyibah

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Di sisi Allah SWT manusia yang baik diibaratkan sebagai syajaroh thoyyibah yaitu pohon yang kokoh, akarnya menghunjam ke dalam tanah dan cabangnya menjulang ke cakrawala.

Allah SWT mengingatkan kepada manusia dalam firman-Nya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24)

Iman memang tak berwujud, tidaklah bisa diukur menggunakan angka, ia bersifat abstrak. Maka dari itu, Allah SWT membuat perumpamaan tersebut sebagai ukuran standar seorang manusia.

Kalimat yang baik menurut tafsir Ibnu Katsir adalah kalimat tauhid Laailaha Illallah, tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah SWT. Dengan demikian, Allah SWT mengingatkan kepada manusia bahwa sebaik-baiknya mereka adalah yang beriman. Sebaik-baik mereka adalah yang mengimani keberadaan Allah SWT.

Keimanan seorang muslim ibarat akar yang tertancap kuat hingga menghunjam ke dalam tanah. Iman yang tertanam kuat dalam hati dan pemikiran menjadikan mukmin kokoh dan anti roboh. Ingatlah kita betapa kuatnya kekuatan kalimat ini, hingga saat sahabat Bilal bin Rabah disiksa, ditimpa batu oleh Umayyah namun kalimat yang keluar tetaplah Laailaha Illallah. Inilah yang dikatakan sebagai kekuatan akidah seorang mukmin.

Seseorang butuh berpikir benar tentang Allah SWT. Seorang muslim tidak cukup hanya bersaksi di lisan saja bahwa ia mengakui adanya Allah SWT. Sebab Dia bukan hanya Sang Pencipta tetapi juga Dzat yang mengatur urusan makhluk-Nya (Al-Mudabbir). Maka makna iman tak sekedar mengimani keberadaan Allah SWT saja, tetapi percaya atas apa-apa yang Allah SWT turunkan melalui utusan-Nya, Muhammad Saw, berupa syariat.

Selain daripada itu, pohon yang baik juga ditafsirkan sebagai segala ucapan sekaligus perbuatan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran. Inilah keutamaan orang-orang mukmin. Iman yang menghunjam kokoh dalam hati akan berusaha menumbuhkan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi orang-orang sekitarnya. Yaitu berupa ajakan kebaikan untuk menyembah Allah SWT, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa kebermanfaat seseorang bukanlah diukur hanya dari materi, seperti untung rugi dalam jual beli. Tapi Allah SWT mengangkat derajat manusia dari segi keimanannya. Tak akan bermanfaat kebaikan seseorang dimata Allah SWT hingga ia mau beriman kepada-Nya. Maka iman inilah yang dijadikan kunci dari segala amal perbuatan. Iman inilah yang mendatangkan pahala. Iman inilah yang mengikat seorang hamba berupa hukum syariat.

Ayat ini juga senada dengan ayat lain di dalam Al-Qur’an yang mulia. Allah SWT berfirman: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yag mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran ayat 110)

Allah SWT tidak mengatakan bahwa muslim dinobatkan sebagai umat terbaik lantaran berkontribusi memberikan keuntungan kepada Allah Swt secara perkapita. Namun Allah SWT membanggakan umat muslim tersebab ucapan dan perbuatannya yang selalu mengajak kepada mengesakan Allah SWT.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button