UAS Menjawab Fitnah
Pun demikian dengan tuduhan anti kebinekaan. Dengan mudahnya dipatahkan oleh UAS. Ia bercerita bila saat ini dalam menjalani dakwah selalu berjalan tiga orang. Dirinya yang orang Melayu, samping kanan sahabat dari Makassar dan samping kiri sahabat dari Minangkabau. Saat kuliah di Mesir, UAS mengaku mengontrak rumah (flat) yang dimiliki seorang Kristek Ortodox Koptik. UAS dan kawan-kawannya menempati lantai bawah, sementara pemilik flat tersebut, Baba Yoseph Hana beserta keluarganya berada di atas mereka.
Jika jawaban UAS sudah jelas, clear and clean seperti ini, lantas para pembencinya tidak paham juga, apa alasan sesungguhnya mereka?. “Mau viral. Dulu ada kawan saya, cerdas dia, menunjukkan Facebook. Mad, kata dia, ini orang sebelum ngejek ente likenya cuma 5-10, setelah ngejek ente, ribuan yang komen. Jadi caleg-caleg sekarang kalau mau iklan gratis ejeklah saya,” kata UAS sembari bercanda.
UAS sendiri menyadari, ceramahnya yang berkaitan dengan pendidikan Islam, penguatan ekonomi umat dan politik Islam yang membuat sebagian orang tersinggung dan tidak suka. “Karena saya menyentuh tiga aspek. Kalau cerita pendidikan tidak marah, cerita ekonomi mulai tersinggung, cerita masalah politik ini mulai marah,” jelas UAS.
Khusus tentang politik, UAS menyadari ceramah tentang hal inilah yang sensitif. Sebab ketika bicara politik akan menyentuh kekuasaan, kepentingan, harta, proyek dan dana yang besar.
“Kalau saya berkata pilihlah pemimpin yang peduli pada Islam. Siapa yang tidak memilih pemimpin yang tidak peduli pada Islam, akan lahir politisi yang tidak mementingkan Islam, benar apa salah?,” kata dia kepada jamaah pengajiannya. []
(Shodiq Ramadhan)