Ulama Hebat itu Wafat
Keilmuannya diakui banyak ulama sedunia. Maka karena tulisan-tulusannya yang tajam dan mendalam, pemerintah Mesir tidak menyukainya. Sehingga ia kemudian harus tinggal di Qatar.
Seorang ulama meski telah beramal banyak, tapi dirinya khawatir dalam amalannya tercampur riya’ (pamer). Hal itu dinyatakannya dalam penulisan autobiografinya. Ia sebenarnya enggan menulis autobiografi, khawatir riya’. Tapi karena banyak ulama mendesaknya, ia akhirnya menuliskannya.
Di autobiografinya ini kita aka mendapati banyak hal yang menarik dalam kehidupannya. Ia hafal Al-Qur’an sekitar umur 10 tahun. Di masa kecil dan remajanya itu selain belajar Al-Qur’an, juga belajar sejarah, sastra dan lain-lain. Ia belajar kepada banyak ulama saat itu.
Guru Al-Qur’annya pernah mengetes hafalan Qur’annya dengan bertanya berapa jumlah ayat labi’sa dalam Al-Qur’an. Beberapa ayat Al Qur’an menggunakan kata bi’sa. (Bersambung).
Nuim Hidayat, Direktur Akademi Dakwah Indonesia, Depok.