DAERAH

Ulama Muda Aceh: Remehkan Wabah Corona Bertentangan dengan Syariat Islam

Jakarta (SI Online) – Sangat disayangkan, meskipun virus Corona COVID-19 saat ini telah mewabah, namun masih ada kalangan tertentu yang meremehkannya.

Bahkan ada sebagian dari kalangan umat Islam yang hanya menyandarkan kepada takdir atau tawakal, tanpa melakukan ikhtiar menghindari kerumunan/perkumpulan yang dapat menyebarkan virus dengan cepat kepada semua orang.

“Tindakan mereka ini bertentangan dengan syariat Islam yang mewajibkan ikhtiar dan patuh pemimpin dan ulama, di samping doa dan tawakal,” ungkap ulama muda Aceh, Muhammad Yusran Hadi, dalam keterangan tertulisnya, Senin 30 Maret 2020.

Alumni Universitas Islam Madinah Arab Saudi dan doktor Fiqh dan Ushul Fiqh di International Islamic University Malaysia (IIUM) ini meminta orang-orang yang disebutnya “bandel” dan “keras kepala” itu untuk belajar dari kasus corona di Italia yang mencatatkan angka kematian tertinggi di dunia.

Sebagai informasi, hingga Sabtu 28 Maret 2020, jumlah kasus corona di Italia mencapai 86.498 dan kematian 9.313 orang. Jumlah kematian setiap hari 969 orang. Padahal lima hari sebelumnya jumlah kasus di Italia 59.138 dan kematian 5.476 orang.

“Ini akibat rakyat Italia tidak patuh himbauan pemerintah dan para medis untuk menetap di rumah sejak awal munculnya wabah,” ungkap Yusran.

Karena itu, Ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh ini mengajak masyarakat untuk melakukan ikhtiar dalam mencegah penyebaran virus ini dengan social distancing seperti menghindari kerumunan/perkumpulan dalam bentuk apapun, baik urusan dunia maupun agama, dan menetap di rumah. Selain itu, kata dia, bertaubat dan bertawakal serta memperbanyak ibadah, zikir dan doa.

“Ikhtiar itu wajib. Begitu pula doa dan tawakal. Tidak cukup doa dan tawakal saja, namun wajib ikhtiar. Inilah pemahaman ajaran Islam yang benar sesuai dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkas Yusran.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button