Umat Islam yang Sakti Membela Pancasila
Begitu juga Nabil Makarim. Mungkin pengalamannya nikah dengan non Muslim menjadikan Nabil juga gencar untuk program moderasi beragama. Para guru-guru Islam harus waspada jangan-jangan program ini juga nanti diarahkan ke perkawinan antaragama, kebebasan murtad dan lain-lain.
Jadi Pancasila sakti atau tidak tergantung sekali lagi pada para pejabat negara. Bila mereka konsekuen dengan Pancasila, maka Pancasila menjadi sakti. Bila mereka sendiri yang melanggar Pancasila, maka dasar negara ini hilang kesaktiannya.
Masyarakat banyak yang bertanya saat ini. Mana kesaktian Pancasila sementara puluhan juta rakyat masih miskin, pengangguran dimana-mana, korupsi pejabat tidak henti, KPK dilemahkan, tenaga kerja dari China diutamakan dan seterusnya.
Maka kini peran umat Islam untuk menjaga Pancasila sangat diperlukan. Karena kini banyak pejabat yang melanggar Pancasila. Banyak pejabat yang menakut-nakutu umat Islam dengan Pancasila. Pejabat kini banyak yang haus kekuasaan, haus harta, haus pujaan dan seterusnya. Bocornya gaji DPR yang ratusan juta tiap bulannya, naiknya harta pejabat yang ugal-ugalan di masa pandemi dan kemiskinan yang terus melilit rakyat, menunjukkan fakta itu.
Pancasila kini jadi permainan politik. Rencana pelajaran kembali Pancasila oleh pemerintah di tingkat SD sampai perguruan tinggi juga tidak akan mampu buat rakyat atau pejabat tunduk pada Pancasila.
Harusnya pemerintah bukan kembali mengajarkan Pancasila sebagaimana Orde Baru. Harusnya pemerintah memperbaiki pelajaran agama di sekolah-sekolah. Melatih guru-guru agama agar dapat menyampaikan pelajaran agama dengan menarik dan murid dapat berubah akhlaknya menjadi mulia. Sebab bila pelajaran agama dibenahi, maka otomatis negeri ini akan menjadi baik.
Sulitnya mengajarkan Pancasila karena tidak ada orang yang dapat dijadikan model atau contoh yang paling Pancasilais. Sedangkan model untuk yang paling agamis ada, yaitu para Nabi. Wallahu alimun hakim. []
Nuim Hidayat, Penulis buku “Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah.”