Usamah Hisyam: Connecting Muslim Jiwa dan Karakter Saya
Teladan yang dimaksud oleh Usamah adalah saat Muhammad Natsir bersikap tegas dalam menghadapi ancaman disentegrasi dengan mengeluarkan mosi integral untuk menyatukan NKRI.
“Jadi saya berpikir, Negara ini milik umat Islam. Sejak kelahirannya sampai mempertahankan kemerdekaan, sampai mempersatukannya. Oleh sebab itu, kita sebagai mayoritas umat, jangan kemudian tersingkirkan,” ungkapnya.
Karena itu, dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi pada 26 Mei itu, Usamah mengaku menyampaikan dan meluruskan sejumlah hal terkait fakta kriminalisasi terhadap ulama.
“Karena presiden juga dapat masukan dari sumber lain yang memusuhi Islam. Termasuk dari aparat yang ada. Dengan saya masuk kan mendapatkan pencerahan. Oo sebenarnya begitu?,” tambahnya.
PARMUSI, sebagai organisasi yang mewarisi nilai-nilai perjuangan Masyumi, juga akan dibawanya menjadi kelompok yang kritis, ideologis, dan konstitusional parlementer.
“PARMUSI ini dulu didirikan sebagai ‘reinkarnasi’ partai Masyumi yang dibubarkan, karena kemudian PARMUSI menjadi ormas Persaudaraan Muslimin Indonesia. Jadi kita memperjuangkan nilai-nilai itu sebetulnya,” paparnya.
Usamah sekali lagi menegaskan, hubungannya dengan penguasa sekarang lebih pada konteks untuk mengambil kemaslahatan bagi umat. “Bukan kita menjadi agen, tapi kita mempengaruhi dan meluruskan pemerintah,” tandasnya.
Karena itu Usamah menegaskan, jika ada orang-orang tertentu yang mencurigai manuver yang dia lakukan pasca Aksi 313 dan penangkapan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath oleh Polisi dengan tuduhan makar, dia memastikan orang yang mencurigai itulah yang patut untuk dicurigai. “Tulis besar-besar, yang mencurigai ana itulah otak sebetulnya,” tandasnya.
Shodiq Ramadhan