NASIONAL

Ustaz Das’ad Latif Ingatkan Pentingnya Pemimpin Cerdas dan Berakhlak

Jakarta (SI Online) – Sebuah pesan menggugah dari seorang dai kondang sekaligus dosen Unhas (Universitas Hasanudin), Ustaz Das’ad Latif yang menyuarakan kepedulian terkait peranan di bidang politik dalam kehidupan kita.

Ia menegaskan bahwa mengabaikan politik dapat berdampak buruk pada masa depan. Menurutnya, keputusan politik yang mengizinkan tenaga kerja asing masuk ke Indonesia telah berdampak negatif bagi tenaga kerja lokal, bahkan bagi lulusan yang memiliki prestasi akademis yang tinggi. Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kebijakan politik yang memengaruhi sektor tenaga kerja.

“Bukan saatnya lagi kita berkata tidak usah urus politik, bodoh kita kalau ada yang berkata mau jadi petani saja kau jadi pedagang saja kau jadi anak sekolah saja enggak usah urusin politik. Akhirnya yang sekolah dengan benar, kuliah dengan benar lalu sarjana setelah sarjana ternyata ada aturan politik yang membenarkan tenaga kerja asing masuk ke Indonesia dan mereka dimudahkan akhirnya apa tenaga kerja Indonesia adik-adik mahasiswa kita yang cerdas IPKnya tinggi terpaksa jadi pengangguran karena ada perusahaan yang mengutamakan tenaga kerja asing itulah keputusan politik,” ucapnya dikutip dari akun Youtube Dapur Ngeh, Selasa (19/12/2023).

Dalam pesannya, Ustaz Das’ad menyarankan agar masyarakat tidak golput dan lebih peduli terhadap pemilihan umum. Dia menyerukan agar pemilih tidak mudah tergoda oleh sogokan atau iming-iming materi dari para calon, melainkan lebih mengutamakan integritas dan martabat sebagai kriteria dalam memilih pemimpin.

“Maka paling tidak Ibu Bapak sekalian peduli politik. Kapan, yaitu ketika sekali setahun pada saat pencoblosan. Ingat jangan golput, jangan mau disogok kalau ada yang datang bawakan kalian duit, bilang sama mereka, Pak tidak usah sogok kami tidak ada artinya uang 500 ribu. Kalau Bapak mau dipilih, jadilah manusia terhormat angkat harkat dan martabat bangsa kami,” ujarnya.

Selain itu, dalam menilai seorang calon pemimpin, ia menegaskan bahwa akhlak merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, seiring dengan kemampuan intelektual. Ia mengambil contoh dari Rasulullah sebagai teladan, yang berhasil memimpin dengan keberhasilan salah satunya karena akhlaknya yang mulia.

“Tidak ada gunanya cerdas kalau tidak punya akhlak. Coba lihat itu yang ditangkap KPK, Ibu pernah lihat orang ditangkap, padahal cerdas-cerdas. Kenapa dia ditangkap, salah satu sebabnya karena akhlak nya yang tidak bagus. Maka pilih pemimpin, pilihlah akhlaknya dan Rasulullah telah membuktikan keberhasilan beliau salah satu sebabnya karena beliau dakwah dengan akhlak. Akhirnya apa, masyarakat pada saat itu menyebutnya al-amin yang terpercaya,” tuturnya.

Dalam menilai akhlak seseorang, ia menekankan aspek senyum tulus, tutur kata yang lembut, serta perilaku dan penampilan yang mencerminkan tata cara hidup yang baik. Menurutnya, melihat akhlak seseorang seharusnya menjadi kriteria penting dalam memilih pemimpin.

“Kan gampang lihat akhlak orang. Satu, ketemu orang senyum tapi bukan senyum pencitraan ya. Yang kedua, tutur kata lembut tidak pernah memaki-maki dan tata cara penampilannya. Jadi, sangat gampang melihat akhlak orang. Lihatlah tata cara hidupnya, tata cara berkelakuannya, tata cara tutur katanya dan lain sebagainya,” jelasnya.

rep: fuad
red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button