INTERNASIONAL

Vaksin Covid-19 Sputnik V Milik Rusia Mulai Diproduksi

Moskow (SI Online) – Kementerian Kesehatan Rusia akhir pekan kemarin mengumumkan, produksi vaksin virus Corona terdaftar pertama di dunia telah dimulai. Vaksin ini dinamai ‘Sputnik V’, seperti nama satelit luar angkasa yang diluncurkan oleh Moskow pada 1957 silam.

Formula vaksin tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Gam-COVID-Vak, dikembangkan oleh Pusat Penelitian Nasional Gamaleya di Ibu Kota Rusia. Vaksin ini memiliki dua komponen yang perlu disuntikkan dengan selang tiga minggu untuk memicu respons kekebalan terhadap Covid-19.

Kepala Gamaleya Center, Alexander Gintsburg, menjelaskan, tiga perusahaan sedang mempersiapkan untuk memproduksi formula tersebut, seraya menambahkan bahwa formula tersebut akan terlebih dahulu dipasok ke 10 sampai 15 wilayah negara. Namun ia tidak merinci di mana tepatnya.

Gintsburg memperingatkan, mungkin diperlukan waktu hingga satu tahun bagi semua orang Rusia untuk mendapatkan akses penuh ke vaksin tersebut.

“Penting untuk memahami kapan kami akan dapat memenuhi permintaan negara. Saya berharap itu akan terjadi dalam 9-12 bulan,” katanya kepada kantor berita Rusia TASS yang dinukil Russia Today, Ahad (16/8/2020).

Ia menambahkan, dalam waktu sekitar satu bulan, sekitar satu juta dosis vaksin akan diproduksi di tiga pabrik tersebut.

“Pada akhir tahun akan diproduksi 1,5-2 juta dosis. Ini angka yang nyata dan bagus,” tukasnya.

Direktur dana kekayaan kedaulatan Rusia, yang mendanai proyek tersebut, Kirill Dmitriev menunjukkan bahwa Moskow telah menerima pesanan lebih dari satu miliar dosis vaksin dari 20 negara.

Regulator kesehatan Rusia mendaftarkan vaksin tersebut setelah lolos uji coba Tahap II pada bulan Juni dan Juli. Diputuskan bahwa menyelesaikan uji coba Tahap III tidak diperlukan untuk peluncuran awal karena didasarkan pada platform yang sudah terbukti. Namun, penting untuk dicatat bahwa Sputnik V tidak akan diedarkan secara umum hingga Januari 2021, memungkinkan empat hingga lima bulan lagi untuk mengamati efektivitasnya lebih lanjut.

Keputusan itu dikritik oleh beberapa pemerintah Barat dan profesional kesehatan, yang menganggapnya terburu-buru dan berpotensi berbahaya.

Konon, beberapa dari mereka tampaknya mendapat kesan bahwa vaksin akan segera beredar massal. Pada kenyataannya, vaksin ini pada awalnya hanya akan tersedia bagi pekerja yang rentan dalam peran di garis depan yang penting. Meski begitu, partisipasi bersifat sukarela, tanpa ada yang dipaksa untuk ambil bagian.

red: a.syakira

Artikel Terkait

Back to top button