REMAJA

Virus Liberalisme dalam Pergaulan Remaja

Pemuda merupakan tonggak bagi peradaban dunia. Kemajuan serta masa depan suatu bangsa bergantung pada pemudanya. Apabila pemuda disibukkan dalam ketaatan dan ketaqwaan, maka baik pula masa depan bangsa tersebut. Namun, apabila pemudanya sibuk dengan kemaksiatan dan perilaku yang sia-sia, maka akan hancurlah masa depan suatu bangsa tersebut. Lalu, sudah sejauh mana generasi muda di negara kita saat ini?.

Akhir-akhir ini yang menjadi kontroversi yaitu mengenai adanya film bagi remaja yang tayang di bioskop. Film tersebut menceritakan pergaulan anak muda yang masih SMA hingga melampau batas, dan akhirnya melakukan hubungan sex sebelum adanya pernikahan. Sayangnya, film-film yang sejenis itu di negara ini masih menjamur dan mendapat izin dengan dalih memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi. Pada akhirnya, di kehidupan remaja saat ini, film sejenis itu menjadi film yang paling banyak ditonton oleh kalangan anak muda.

Meski film tersebut dinilai memberikan edukasi kesehatan reproduksi oleh BKKBN (Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi), namun nyatanya ada juga pihak yang kontra. Gerakan Profesionalisme Mahasiswa Keguruan Indonesia membuat petisi untuk film tersebut. Mereka menilai ada beberapa scene yang melampaui batas.

Menurut mereka, tontonan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat, khususnya remaja untuk meniru apa yang dilakukan di film. Selain itu, ada pesan implisit yang ingin disampaikan pada film tersebut yang dikhawatirkan dapat merusak generasi muda. Maka, sudah sepatutnya tontonan yang seperti itu dilawan. (Detikhot, 01/07/2019)

Kasus di atas menunjukkan betapa liberalisasi pergaulan sudah mendarah daging di kalangan remaja negeri ini. Ketika negara menganut sistem kapitalis liberal, maka yang dituju pun sudah tidak lagi memikirkan dampak yang akan diterima oleh masyarakat. Lebih jauh lagi, tujuan hidup yang sesungguhnya untuk mencapai ridho Allah SWT pun sudah tidak menjadi prioritas lagi, melainkan hanya bertujuan untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibatnya, generasi muda yang sedang dalam masa keemasan pun hancur dan jauh dari ketaatan.

Pemimpin sebagai kepala negara seharusnya memberikan perlindungan terhadap rakyatnya. Tidak hanya secara fisik saja, namun juga secara ideologi seorang pemimpin harus menjamin rakyatnya. Terutama generasi muda yang sudah terjangkit liberalisasi pergaulan. Apabila dalam pergaulan pemuda di suatu bangsa sudah jauh dari ketaatan pada Allah SWT, maka tugas pemimpinlah mengembalikan agar rakyatnya selalu memegang teguh pada syariat yang ditetapkan oleh penciptanya.

Di dalam sistem Islam, dunia perfilman merupakan sarana yang digunakan untuk dakwah menyampaikan aturan syariat mengedukasi umat. Edukasi yang disampaikan pun harus sesuai dengan tuntunan syariat dan tidak melanggar batas. Artinya, edukasi mengenai kesehatan reproduksi seperti ini akan tetap diberikan, namun dengan aturan-aturan yang sesuai syariat. Dengan demikian, maka sudah seharusnya kita menyadari bersama bahwa dengan menggunakan ideologi selain Islam hanya akan mengantarkan kita pada suatu kerusakan dan kesesatan. Sehingga, sudah seharusnya kita kembali pada khilafah yang menggunakan ideologi Islam untuk melindungi umat dari segala serangan ideologi yang bertentangan dengan Islam.

Dwi Suryati Ningsih, SH.

Artikel Terkait

Back to top button